Tak Hanya Tawarkan Pensiun Dini Bagi Karyawan, Garuda Indonesia Genjot Pendapatan Kargo
Pandemi COVID-19 masih memberikan dampak negatif bagi kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Usai menawarkan opsi pensiun dini bagi karyawannya, perseroan menyampaikan beberapa strategi bisnis lainnya agar tetap bertahan di masa sulit seperti sekarang ini.
Korporasi
JAKARTA – Pandemi COVID-19 masih memberikan dampak negatif bagi kinerja maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Usai menawarkan opsi pensiun dini bagi karyawannya, perseroan menyampaikan beberapa strategi bisnis lainnya agar tetap bertahan di masa sulit seperti sekarang ini.
Manajemen Garuda Indonesia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial yang dimiliki perseroan untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha.
Beberapa strategi yang akan diambil oleh emiten pelat merah berkode saham GIAA ini di antaranya memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan. Perseroan juga mengaku akan meluncurkan berbagai macam program promosi.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Di samping itu, perseroan berencana melalukan optimalisasi bisnis kargo untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis tersebut hingga 40% dari sebelumnya 10%-15%. Hal ini bakal diimplementasikan dengan pengembangan layanan pengiriman barang ‘Kirim Aja’ berbasis aplikasi digital.
Garuda Indonesia turut membuka penerbangan langsung khusus kargo guna mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kemudian, GIAA juga akan melakukan optimalisasi layanan charter kargo hingga pengoperasian pesawat passanger freighter.
Dari sisi biaya, perseroan menyebut telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan melakukan negosiasi dengan lessor, restrukturisasi utang usaha dan pinjaman kepada BUMN, perbankan serta mitra usaha lainnya.
“Perseroan tengah dan terus melakukan upaya renegosiasi dengan lessor serta menjalankan langkah strategis berupa restrukturisasi kewajiban usaha serta berbagai inisiatif strategis lainnya,” tulis manajemen GIAA melalui keterbukaan informasi, Kamis 27 Mei 2021.
Adapun seluruh upaya yang dilakukan oleh perseroan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas yang terdampak signifikan imbas situasi pandemi COVID-19. (SKO)