Tak Kalah dengan Kopi, Industri Teh Artisan juga Punya Potensi
- Industri teh artisan di Indonesia disebut berpotensi berkembang didukung oleh COVID-19 yang membuat meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Nasional
JAKARTA - Industri teh artisan di Indonesia disebut berpotensi berkembang didukung oleh COVID-19 yang membuat meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Melansir situs resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri ini disebut memiliki potensi karena sejumlah faktor seperti meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan tren konsumsi produk-produk alami. Ditambah lagi budaya minum teh telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-menurun.
Asosiasi Artisan Teh Indonesia mendefinisikan, teh artisan terbuat dari bahan dasar teh (camellia sinensis) berkualitas tinggi dan alami, sehingga karakter autentik produk teh tersebut sangat terlihat. Menurut ARTI, suatu campuran bahan teh dan tisane (herbal dan rempah) dapat disebut racikan teh artisan apabila jumlah teh lebih dari 50% dari bahan campuran lainnya, dan karakteristik dasar tehnya masih dapat dirasakan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, 14 Agustus 2023 menyebutkan diperlukan adanya inovasi dengan racikan yang baru agar teh dapat menjaga eksistensinya di tengah popularitasnya yang belum seperti kopi, terutama di kalangan generasi muda.
Tantangan tersebut dijawab oleh ARTI dan Dewan Teh Indonesia (DTI) dengan mendirikan Rumah Teh Indonesia. Langkah itu dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian teh Indonesia agar tetap eksis di tengah masyarakat. Sebab, teh disebut memiliki potensi besar sebagai pilihan minuman favorit selain kopi.
- Terkait Hak Cipta, Sony Mucic Gugat Perusahaan Nirlaba Internet Archive
- Produk UMKM Lokal Sulit Bersaing dengan Barang China di e-Commerce, Ini Masalahnya
- Pertamina dan Lamborghini Perpanjang Kontrak Kerja Sama Strategis
Laporan McKinsey tahun 2020, menyebutkan generasi Z Indonesia sebagian besar merupakan tipe konsumen yang sadar merek, cenderung menjadi pengadopsi awal sebuah produk atau layanan.“Kehadiran teh artisan yang cukup menarik perhatian generasi muda perlu mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah,” ungkap Reni.
Reni menyebutkan teh artisan merupakan suatu inovasi dalam pengembangan teh yang menawarkan berbagai manfaat kesehatan dari bahan yang digunakan dan nilai estetika pada tampilannya.
Berbeda dengan teh komersial yang dikuasai oleh industri besar dan perkebunan, teh artisan ini justru sangat cocok dikembangkan oleh IKM. “Dengan modal terbatas pun, selama mampu bersaing dari sisi kompetensi SDM dan kreativitas, IKM teh artisan sangat berpeluang bersaing dalam pasar teh artisan di Indonesia,” jelas Reni.
Sejauh ini, sektor industri teh artisan belum terlalu banyak terekspos dikarenakan minimnya pihak yang terlibat dalam memberikan pemahaman menyeluruh tentang kekayaan teh Indonesia. Banyak orang salah paham teh dengan kualitas tinggi dan istimewa hanya dapat diperoleh melalui impor dari luar negeri, seperti Eropa dan Asia Timur. Padahal, setiap varietas teh dari berbagai negara dan kebun yang berbeda juga memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan produksi teh nasional pada tahun 2022 mencapai 136.800 ton, dengan Jawa Barat sebagai provinsi produsen terbesar. Hal itulah yang menjadi dasar mengapa Reni menilai industri teh di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.