<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kiri) saat hadir pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 September 2020. Raker tersebut membahas asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tak Lagi Defisit, Neraca Pembayaran Kuartal I-2021 Surplus US$4,1 Miliar

  • Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2021 mengalami surplus sebesar US$4,1 miliar. Kondisi ini berbalik dari kuartal IV-2020 yang justru mengalami defisit hingga US$0,2 miliar.

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2021 mengalami surplus sebesar US$4,1 miliar. Kondisi ini berbalik dari kuartal IV-2020 yang justru mengalami defisit hingga US$0,2 miliar.

“Surplus tersebut berasal dari surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui defisit transaksi berjalan yang rendah,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono Jumat 21 Mei 2021.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2021 mencapai US$137,1 miliar. Meningkat dari US$135,9 miliar akhir Desember 2020.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Dalam laporan terbaru, BI menyebut transaksi berjalan pada kuartal I-2021 mengalami defisit rendah di tengah kinerja neraca barang yang tetap surplus. Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat defisit sebesar US$1,0 miliar (0,4% dari produk domestik bruto/ PDB).

Surplus tercatat meningkat setelah pada kuartal sebelumnya sebesar US$0,9 miliar (0,3% dari PDB).

Adapun, transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2021 mencatat surplus, terutama ditopang oleh investasi portofolio. Pada tiga bulan pertama tahun ini, transaksi modal dan finansial surplus sebesar US$5,6 miliar (2,0% dari PDB), dari posisi kuartal sebelumnya defisit  US$1,0 miliar (0,4% dari PDB).