<p>Sumber: Arrival.com</p>

Tak Mau Kalah dari Gojek, Uber Gandeng Arrival Garap Proyek Mobil Listrik

  • Uber Technologies Inc melakukan kerja sama dengan produsen mobil listrik asal Inggris Arrival.Ltd untuk menggarap proyek mobil listrik.

Mochammad Ade Pamungkas

Mochammad Ade Pamungkas

Author

JAKARTA – Uber Technologies Inc melakukan kerja sama dengan produsen mobil listrik asal Inggris Arrival.Ltd untuk menggarap proyek mobil listrik. Uber menunjukkan langkahnya yang tidak mau kalah saing dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) membangun 100% penggunaan mobil listrik dalam transportasi online.

Mengutip laman The Verge, Arrival Ltd menyatakan pihaknya berencana mengenalkan kendaraan listrik khusus untuk platform jasa transportasi massal (ride-hail) pada akhir 2021, dan mulai diproduksi pada kuartal III-2023.

Driver Uber Technologies Inc diundang oleh Arrival untuk berkontribusi dalam proses desain, supaya dapat memastikan kendaraan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan driver. Uber berkomitmen untuk menjadi platform transportai nol emisi.

Untuk mencapai hal tersebut, mereka berencana menerapkan penggunaan penuh kendaraan listrik di London pada 2025, di Amerika Utara pada 2030, dan secara menyeluruh pada 2040.

Oleh karenanya, Uber menggelontorkan US$800 juta atau setara Rp11,5 triliun untuk membantu supaya driver Uber dapat menggunakan electric vehicle (EV) pada 2025 (asumsi kurs Rp14.430 per dolar Amerika Serikat).

Melansir laman Tech Crunch, Uber baru- baru ini telah meluncurkan Uber Green, yang dapat memberi kesempatan bagi penumpang memilih kendaraan listrik (EV) tanpa biaya tambahan.

Meskipun demikian, Arrival menegaskan kendaraan ride-hail buatannya tersebut tidak semata mata dikhususkan untuk platform Uber.

Di sisi lain, mengutip dari laman CNBC Internasional, Kevin Aluwi co-CEO Gojek juga berkomitmen untuk menerapkan “Three Zeros “alias nol-emisi, nol limbah, dan nol hambatan sosial ekonomi dalam platform Gojek.

Oleh karenanya, Gojek juga ingin menargetkan penggunaan penuh EV di seluruh Asia Tenggara pada 2030.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Gojek berinvestasi pada serangkaian program percontohan EV di Asia Tenggara, serta meluncurkan fitur penyeimbang karbon berbasis aplikasi pertama di dunia.

Meskipun demikian, Aluwi mengatakan rencana Gojek tersebut membutuhkan dukungan dari eksternal.

Ia mengakui perlunya kolaborasi dengan pihak swasta atau publik serta infrastruktur pendukung untuk mencapai hal itu.

“Indonesia adalah salah satu negara transportasi motor terbesar, dan kami melihat diri kita sebagai fasilitator utama untuk mewujudkannya,” ujar Aluwi. (LRD)