Dunia

Tak Mau Sebut Perang, India Yakinkan Negara G20 Bahwa Invasi Rusia atas Ukrainan Sebagai Krisis

  • India berupaya menghentikan invasi Rusia atas Ukraina sebagai tindakan perang. Meski hampir memasuki tahun kedua, India meyakinkan aksi tersebut sebagai sebuah krisis.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

NEW DELHI - India berupaya menghentikan invasi Rusia atas Ukraina sebagai tindakan perang. Meski hampir memasuki tahun kedua, India meyakinkan aksi tersebut sebagai sebuah krisis.

Mengutip Reuters, Kamis, 23 Februari 2023, selama negosiasi yang berlangsung antara anggota kelompok G20 baru-baru ini, delegasi India mencoba mendorong konsensus walau akhirnya tidak berhasil.

Perlu diketahui, keengganan India untuk menggunakan kata perang sesuai dengan preferensi Kremlin sendiri. Itu juga mengecilkan istilah di Rusia, lebih suka disebut operasi militer khusus.

Meskipun India tidak secara eksplisit memihak Rusia, India terus mendukung negara tersebut secara ekonomi dengan menolak menjatuhkan sanksi dan meraup impor minyak dan gas alam Rusia.

Impor India atas minyak Rusia mencapai rekor tertinggi 1,4 juta barel per hari pada Januari tahun ini. Meskipun India tidak secara eksplisit memihak Rusia, India terus mendukung negara tersebut secara ekonomi dengan menolak menjatuhkan sanksi dan meraup impor minyak dan gas alam Rusia.

Berdasarkan data perdagangan, impor India atas minyak Rusia mencapai rekor tertinggi 1,4 juta barel per hari pada Januari 2023.

"India tidak tertarik untuk membahas atau mendukung sanksi tambahan apa pun terhadap Rusia selama G20. Sanksi yang ada terhadap Rusia berdampak negatif pada dunia." ujar salah satu delegasi India sebagaimana dikutip TrenAsia.com, Kamis, 23 Februari 2023.

Perlu diketahui, keragu-raguan kolektif G20 mengenai apakah invasi Rusia atas Ukraina bisa dikatakan sebagai perang kemunduran ang signifikan dari posisinya pada November 2022.

Pada pertemuan resmi yang berlangsung di Bali tahun lalu, Anggota G20 sepakat mendeklarasikan konflik yang tengah berlangsung sebagai perang .

"Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina. Namun, deklarasi tersebut mencatat bahwa beberapa negara anggota memiliki "pandangan lain dan penilaian berbeda terhadap situasi dan sanksi," bunyi deklarasi pada 16 November 2022.