putin2.jpg
Dunia

Tak Peduli Saran AS, India dan China Kompak Borong Minyak Mentah Rusia

  • China dan India dilaporkan kembali memborong minyak mentah Rusia.

Dunia

Rizky C. Septania

MOSKOW - China dan India dilaporkan kembali memborong minyak mentah Rusia. Berdasarkan data bea cukai dua negara tersebut, pembelian minyak mentah ke Negeri Tirai Besi pada kuartal II-2022 naik hingga US$9 miliar atau setara Rp133 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS).

Lewat pembelian minyak dari dua negara, nilai impor minyak Rusia dilaporkan melonjak hingga 11 juta ton pada kuartal kedua.

Mengutip Insider pada Jumat, 9 September 2022, India mencatatkan peningkatan besar dalam volume. Pada kuartal kedua ini, pengiriman minyak mentah India dari Rusia naik dari 0,66 juta ton menjadi 8,42 juta ton.

Sebagai informasi, sejak Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada Februari lalu, AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Meski sanksi telah dijatuhkan, rupanya tidak semua negara serta merta langsung melarang minyak Rusia. Sejumlah perusahaan yang berasal dari negara pemberi sanksi diduga mengakali kebijakan tersebut demi mendapat  minyak Rusia namun tetap terhindar dari sanksi.

Pun halnya dengan India dan China yang terus mengambil keuntungan dari minyak mentah yang dijual Rusia dengan harga murah dengan terus melakukan pembelian.

Dari perdagangan minyak mentah tahun ini, Rusia berhasil meraup pendapatan lebih tinggi dari tahun lalu. Sebab, meski diskon telah diberlakukan, harga minyak mentah masih berada di atas angka US$100 per barel.

Salah satu produsen minyak mentah Rusia, Tatneft misalnya, berhasil membukukan lonjakan keuntungan hingga 52% secara tahunan pada semester pertama tahun 2022.

Beberapa waktu lalu, perwakilan negara G7 menghimbau pada India dan China untuk turut berpartisipasi melakukan embarga terhadap minyak Rusia per tanggal 5 Desember mendatang.

Saat ini, India dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk ikut bergabung dalam gerakan tersebut. Meski demikian, Putin tampaknya tak peduli dan terus melakukan ekspor energi ke negara tersebut.

"Sejauh menyangkut sumber daya kami, Anda tahu, permintaan di pasar dunia begitu besar sehingga kami tidak memiliki masalah untuk menjualnya," kata perwakilan Rusia dalam sebuah Forum Ekonomi Rabu lalu.