Tak Puas Hanya dari Minyak, Arab Saudi Lebarkan Investasi ke Sektor Pariwisata
- Arab saudi kembali berencana menambah kekayaan. Kali ini, strategi yang dilakukan adalah memperluas investasi di perusahaan perjalanan dan pariwisata lokal
Dunia
RIYADH - Arab saudi kembali berencana menambah kekayaan. Kali ini, strategi yang dilakukan adalah memperluas investasi di perusahaan perjalanan dan pariwisata lokal.
Pada Rabu, 14 September 2022, Dana Kerajaan Arab Saudi (PIF) mengumumkan investasi sebesar 1,55 miliar riyal atau setara atau setara Rp155 miliar (asumsi kurs Rp100 per riyal). Investasi itu digelontorkan ke Almosafer Travel & Tourism, sedangkan 30% dana investasi diperuntukkan membeli saham korporasi.
Sebagaimana diketahui, PIF, yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, beberapa waktu ini telah mempelajari lebih dalam serta banyak melakukan investasi pada ekuitas.
- Turun hingga Rp8.000, Ini Daftar Harga Emas Antam Hari Ini
- Ramalkan Kehancuran Pasar, Robert Kiyosaki: Saatnya Beralih ke Kripto
- IHSG Terparkir di Zona Merah pada Sesi Pembukaan di Level 7.279
- Roket Blue Origin Jeff Bezos Gagal Meluncur Setelah Semenit Lepas Landas
Lewat investasi ini, aset kekayaan Arab saudi ditargetkan tembus US$1 triliun atau setara Rp14,9 kuadriliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS) yang sudah termasuk pendapatan dari minyak pada 2025.
Saat ini, aset dana kekayan Arab Saudi dilaporkan berada pada angka US$620 miliar atau setara Rp9,2 kuadriliun.
Agustus lalu, Arab Saudi lewat PIF menggelontorkan dana segar senilau US$7 miliar atau kisaran Rp104.4 triliun ke sejumlah saham korporasi, termasuk Amazon dan BlackRock.
Aksi itu dilakukan setelah pendapatan minyak melonjak pada kuartal kedua di tengah rencana untuk membeli total US$10 miliar atau kisaran Rp149 triliun saham tahun ini.
Pada bulan Mei, dana tersebut digunakan untuk mengakuisisi US$1,5 miliar atau Rp22,3 triliun saham di perusahaan investasi Pangeran Alwaleed Bin Talal.
Tambahan informasi, Kerajaan Arab Saudi telah menjadi salah satu penerima manfaat utama dari kenaikan harga pasar energi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Minyak mentah diketahui telah mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Bulan lalu, raksasa energi yang dikelola negara Saudi Aramco melaporkan laba bersih kuartal kedua melonjak 90% menjadi US$48,4 miliar atau setara Rp722,38 triliun.