Tak Ramah Lingkungan, Peternakan Sapi Salah Satu Penghasil Metana Terbesar di Bumi
- Bakteri dalam usus sapi menghasilkan metana selama proses pencernaan dan kemudian dilepaskan melalui sendawa. Jumlah metana yang lebih kecil juga terdapat dari kotoran sapi selama proses dekomposisi.
Sains
JAKARTA - Peternakan sapi adalah salah satu penghasil metana terbesar. Hampir seperempat emisi metana dunia dihasilkan dari peternakan sapi.
Bakteri dalam usus sapi menghasilkan metana selama proses pencernaan dan kemudian dilepaskan melalui sendawa. Jumlah metana yang lebih kecil juga terdapat dari kotoran sapi selama proses dekomposisi.
“Metana dari kotoran sapi merupakan masalah utama bagi sapi perah,” ucap Sara Place, seorang ilmuwan hewan di Colorado State University dikutip TrenAsia.com dari Science News pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Sapi perah cenderung dibesarkan di lingkungan dengan tanah yang lebih miskin oksigen, dan bakteri penghasil metana dapat tumbuh subur di lingkungan anaerobik seperti itu.
Sedangkan sapi yang dipelihara untuk diambil dagingnya cenderung menghabiskan hidup mereka dan buang air besar di padang rumput terbuka atau di tempat penggemukan yang tertutup namun kering, tempat ini kurang kondusif untuk produksi metana.
Solusi Menggunakan Ganggang Merah
Ganggang merah memiliki sifat yang dikenal dengan penghambat metana. Sehingga menambahkannya ke kotoran sapi bisa membantu mengurangi produksi metana dalam kotoran hingga sekitar 44%.
Para peneliti menambahkan 0,5% pakan kering alga merah Asparagopsis taxiformis ke makanan sapi dan terbukti dapat mencegah sekitar 65% produksi metana. Namun, peneliti khawatir susu sapi perah yang diberi makan alga mungkin akan mengandung tingkat racun bromoform serta yodium dalam susu dan dagingnya.
Karena Badan Perlindungan Lingkungan AS telah menilai bromoform sebagai kemungkinan karsinogen manusia, dan terlalu banyak yodium dapat menyebabkan kerusakan tiroid.
Hal ini melatarbelakangi Mohammad Ramin, seorang ilmuwan hewan di Universitas Ilmu Pertanian Swedia dan rekan-rekannya untuk menaruh ganggang langsung di kotoran sapi. Memang tak akan mengurangi metana yang dihasilkan usus, tetapi mungkin akan mengurangi emisi ternak tanpa mempengaruhi daging atau susu.
Para peneliti ini menambahkan alga keempat kotoran sapi perah. Dua diberi makan ganggang dan dua tidak. Setiap sampel kotoran dibagi lagi dengan satu subsampel diberi alga tambahan dan lainnya dibiarkan begitu saja.
Setelah sembilan minggu, tim menganalisis subsampel untuk melihat berapa banyak metana yang terkandung di dalamnya.
Hasilnya, menambahkan ganggang ke makanan sapi awalnya mengurangi metana pada kotoran namun begitu kotoran mulai membusuk, produksi metana baru tidak terpengaruh oleh apakah sapi telah makan alga atau tidak.
Tim juga memeriksa komunitas mikroba yang hidup di berbagai jenis kotoran, dan mereka menemukan bahwa tidak ada banyak perbedaan antara sapi yang diberi makan alga dan sapi kontrol. Itu menunjukkan bahwa suplemen makanan ganggang tidak begitu efektif dalam menghambat produksi metana di luar perut.
Namun, menaruh ganggang langsung ke kotoran memang membuat perbedaan nyata pada metana yang berasal dari pembusukan. Menurut tim hal ini menunjukkan bahwa solusi ini akan menjadi bagian yang efektif dari untuk masalah metana pada peternakan sapi.