Tak Selalu Mudah, Rapat Virtual Rupanya Beri Dampak Buruk, Berikut Ulasannya
- Meski kesannya mempermudah pertemuan, rapat vitual rupanya memberikan dampak buruk
Gaya Hidup
JAKARTA - Selama pandemi berlangsung, rapat virtual melalui Zoom atau Gmeet sering dan familiar dilakukan. Selain mudah dan dapat dilakukan di mana saja, rapat virtual tak memerlukan kontak fisik dengan peserta lainnya.
Meski kesannya mempermudah pertemuan, rapat vitual rupanya memberikan dampak buruk. Hal ini tertulis dalam penelitin yang dilakukan oleh seorang asisten profesor bisnis pemasaran di Columbia Business.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 662 orang relawan yang terdiri dari mahasiswa dan staf. Saat riset dilakukan relawan dibagi menjadi pasangan untuk mengerjakan tugas secara langsung maupun virtual.
Adapun tugas yang dilakukan melibatkan penggunaan baru untuk barang-barang sehari-hari. Sebagai contoh bungkus gelembung dan Frisbee masing-masing lima items. Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya ide yang muncul, kebaruan, dan nilai ide mereka yang diurutkan oleh juri.
Saat penelitian seesai, ditemukanlah sebuah kesimoulan bahwa rapat virtual dapat menghilangkan kreativitas manusia. Artinya, banyak ide megalir ketika rapat dilakukan secara tatap muka.
"Fokus visual pada layar mempersempit kognisi. Artinya orang lebih fokus pada saat berinteraksi di video, yang merugikan proses pembuatan ide yang luas dan ekspansif," jelas penulis studi dan asisten profesor bisnis pemasaran di Columbia Business Melanie Brucks, dikutip TrenAsia.com dari CNN Internasional Kamis, 15 September 2022.
Tak hanya itu, tim peneliti juga menggunakan software pelacak mata. Saat itu, peneliti menemukan peserta virtual lebih banyak menghabiskan waktu melihat langsung ke pasangannya dibandingkan menatap lingkungan ruangan. Pasangan yang melakukan video conference juga diketahui kurang mengingat lingkungan mereka.
Padahal, sarjana postdoctoral di McGill University Kanada, Jay Olson mengungkapkan bahwa orang-orang yang sering melihat ke sekelilingnya akan bisa membantu menghasilkan ide.
Obyek di dalam ruangan dapat mendorong asosiasi baru lebih mudah daripada mencoba menghasilkan semuanya secara interna. Interaksi lewat layar komputer dapat secara tidak sengaja mengalihkan perhatian dengan cara yang mengurangi munculnya ide-ide baru itu," kata Olson.