Takhta Trump Terancam, Ekonomi AS Nyungsep 31,4 Persen
JAKARTA – Takhta kepresidenan, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terancam dengan amblesnya perekonomian Negeri Paman Sam sebesar 31,4% pada kuartal II-2020 dibanding kuartal sebelumnya. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa kontraksi produk domestik bruto (PDB) hanya sedikit lebih baik dari prediksi sebelumnya yakni 31,7%. Dengan begitu, penurunan ekonomi AS kuartal kedua tahun ini tercatat tiga […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Takhta kepresidenan, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terancam dengan amblesnya perekonomian Negeri Paman Sam sebesar 31,4% pada kuartal II-2020 dibanding kuartal sebelumnya.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa kontraksi produk domestik bruto (PDB) hanya sedikit lebih baik dari prediksi sebelumnya yakni 31,7%.
Dengan begitu, penurunan ekonomi AS kuartal kedua tahun ini tercatat tiga kali lebih besar kontraksi 10% pada kuartal I-1958 ketika Dwight Eisenhower menjadi presiden.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Para ekonom menyatakan Donald Trump mengandalkan pemulihan ekonomi hanya untuk meyakinkan para pemilih untuk kembali memilihnya jadi presiden. Sementara ekonom sepakat pemulihan ekonomi tahun ini tidak akan semudah yang dikatakan Trump.
Ekonom memperkirakan ekonomi akan melambat secara signifikan dalam tiga bulan terakhir atau sekitar 4%, menyusul tidak membaiknya kondisi pandemi di sana. Bahkan, AS terancam kembali resesi jika Trump Cs gagal merakit stimulus.
AS sendiri masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia dengan 7,4 juta kasus, di mana ada 211 ribu orang meninggal dunia.
“Ada banyak potensi jebakan di luar sana. AS menghadapi sejumlah pengurangan yang signifikan karena pandemi,” kata Gus Faucher, kepala ekonom di PNC Financial Services.
Pengaruh Politik
Pemulihan ekonomi AS diperburuk dengan tensi politik yang kian memanas jelang pertarungan Trump dengan Joe Biden, lawan mainnya dalam pemilu AS.
Faucher mengatakan Kongres kemungkinan tidak akan memberikan dukungan stimulus lebih besar karena sengitnya persaingan antara Demokrat dan Republik. Ketidakpastian politik ini menambah rumit pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi.
“Semua ketidakpastian politik ini berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi,” kata Faucher.
Di sisi lain, Trump sesumbar mengatakan bahwa kuartal 3 dan 4 akan mengalami pertumbuhan yang solid dan memulihkan semua produksi yang hilang akibat pandemi.
Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi AS minus 5% dibanding kuartal IV-2019. Sementara secara year on year (yoy), ekonomi kuartal II-2020 minus 9% setelah positif 0,3% pada kuartal I.
Bank Sentral AS, The Fed meramalkan ekonomi minus 3,7% di 2020. Meski begitu ini lebih baik dari perkraan sebelumnya yang -6,5%.