<p>Pekerja melakukan bongkar muat semen di salah satu gudang distributor semen di Jalan Panjang Arteri Kelapa Dua Raya, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tambah Berat, World Bank Prediksi Kontraksi Ekonomi RI 2020 Jadi 2,2 Persen

  • JAKARTA – Bank Dunia mengoreksi perkiraan kontraksi ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi 2,2% dari sebelumnya 1,6% pada September. Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ralph Van Doorn mengungkapkan, koreksi ini dipicu pemulihan ekonomi kuartal III-2020 yang tak sekuat perkirakan. Pada kuartal terakhir ini, pembatasan aktivitas masyarakat dan meningkatnya kasus COVID-19 menjadi penyumbang lebih lanjut penurunan […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank Dunia mengoreksi perkiraan kontraksi ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi 2,2% dari sebelumnya 1,6% pada September.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ralph Van Doorn mengungkapkan, koreksi ini dipicu pemulihan ekonomi kuartal III-2020 yang tak sekuat perkirakan.

Pada kuartal terakhir ini, pembatasan aktivitas masyarakat dan meningkatnya kasus COVID-19 menjadi penyumbang lebih lanjut penurunan prediksi.

“Proyeksi kami untuk 2020 sebesar 2,2 persen. Pada 2021 tumbuh 4,4 persen untuk produk domestik bruto (PDB) riil dan 5,5 persen untuk government budget balance,” kata dia menukil dari publikasi Indonesia Economy Prospects-December 2020 Edition, Kamis, 17 Desember 2020.

Proyeksi pertumbuhan di level 4,4% tahun depan, disulut oleh pelonggaran pembatasan sosial serta pemulihan konsumsi di sektor swasta. Perkiraan tersebut juga mengasumsikan, kepercayaan konsumen meningkat dan pendapatan rumah tangga naik akibat kembalinya lapangan pekerjaan dan bantuan sosial yang memadai.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan menguat ke level 4,8%. Alasannya, terdapat penguatan di sektor konsumsi, investasi dan meningkatnya kepercayaan akan vaksin yang efektif dan aman.

Secara rinci, indeks harga konsumen untuk 2020 diperkirakan mencapai 2%, 2021 (2,3%), dan 2022 (2,8%). Lalu, untuk neraca akun berjalan 2020 diperkirakan sebesar -0,7%, 2021 (-1,4%), dan 2022 (-2%).

Untuk neraca anggaran pemerintah 2020 diperkirakan sebesar -6%, 2021 (-5,5%), dan 2022 (-4,3 %). Utang publik 2020 diperkirakan sebesar 37,5 %, 2021 (40,9%), dan 2022 (43%).

Pariwisata Gigit Jari, Manufaktur Berseri

Dalam dua tahun ke depan, sektor terdampak akan mengalami pemulihan secara bertahap. Sayangnya, sektor pariwisata ditaksir harus lebih bersabar dengan waktu pemulihan yang lebih panjang dari yang lain.

Sebaliknya, pertumbuhan sektor-sektor yang berorientasi ekspor seperti manufaktur dan pertambangan akan didukung oleh pertumbuhan global yang lebih kuat, perdagangan dan harga komoditas.

Di sisi lain, menurut Bank Dunia proyeksi acuan dasar ini akan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat tinggi terkait dinamika pandemi di Indonesia dan di negara-negara lain.

Bank Dunia mencatat adanya potensi pertumbuhan Indonesia merosot menjadi 3,1 % pada 2021 dan 3,8 % pada 2022. Hal ini di bawah skenario buruk pengetatan mobilitas, pertumbuhan global yang lebih lemah dan harga komoditas.

Oleh sebab itu, kinerja pertumbuhan jangka menengah Indonesia sangat bergantung pada penanggulangan potensi dampak negatif krisis. Terutama terhadap investasi, produktivitas dan modal manusia.

“Ini membutuhkan perbaikan efektivitas respons krisis dan reformasi struktural untuk mengangkat potensi pertumbuhan,” tulis Bank Dunia.