Tambang Emas Longsor, Saham Merdeka Copper (MDKA) Milik Sandiaga Uno Ambrol
Penurunan ini terjadi pascakabar dihentikannya aktivitas produksi di proyek Tambang Tujuh Bukit (Tambang TB), Banyuwangi, Jawa Timur. Penghentian produksi dilakukan usai adanya insiden keretakan heap leach pad di Tambang TB pada Sabtu, 12 September 2020.
Industri
JAKARTA – Nilai saham emiten pertambangan emas Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) runtuh 4,96% pada perdagangan sesi I hari ini. Pukul 13.00, Rabu 16 September 2020, saham MDKA turun menjadi Rp1.500 per lembar dari Rp1.620 di penutupan hari sebelumnya.
Penurunan ini terjadi pascakabar dihentikannya aktivitas produksi di proyek Tambang Tujuh Bukit (Tambang TB), Banyuwangi, Jawa Timur. Penghentian produksi dilakukan usai adanya insiden keretakan heap leach pad di Tambang TB pada Sabtu, 12 September 2020.
Presiden Direktur Merdeka Copper Tri Boewono menjelaskan, kejadian ini berdampak pada rusaknya pipa dan pompa tambang di Tambang TB lantaran tertimpa tumpukan bijih mineral yang longsor. Namun begitu, dia memastikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Akibat kejadian itu, perseroan terpaksa menghentikan aktivitas penambangannya sampai waktu yang belum ditentukan. Saat ini, pihak purusahaan bersama tim ahli desain tambang sedang melakukan investigasi lanjutan agar peristiwa tersebut tidak lagi terulang.
“Perseroan dalam hal ini akan memberikan pengumuman lebih lanjut terhadap proyeksi arus kas, tentunya setlah kajian lebih lanjut kami dapatkan,” terang Tri dalam acara paparan publik virtual perseroan, Selasa 15 September 2020.
Tambah Belanja Modal
Di luar itu, peristiwa ini juga mau tidak mau bakal berdampak pada penambahan capital expenditure (capex/belanja modal) perseroan. Hingga saat ini, perseroan tercatat sudah mengeluarkan dana senilai US30 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp445,88 miliar (kurs Rp14.862 per dolar AS).
Sampai akhir tahun nanti, perusahaan berencana menambah pengeluaran senilai US$50 juta atau Rp743,15 miliar. Sehingga total, tahun ini perseroan akan mengeluarkan belanja modal US80 juta dolar setara Rp1,19 triliun. Namun, pengeluaran ini belum termasuk penghitungan dampak dari peristiwa longsor yang terjadi di Tambang TB.
“Tapi sekali lagi ini belum termasuk efek atau akibat perbaikan dengan peristiwa Sabtu kemarin,” kata Tri.
Sebagai informasi, Tambang TB merupakan salah satu lokasi produksi emas terbesar MDKA sepanjang semester I-2020. Setidaknya 108.823 troy ons emas dihasilkan tambang ini sepanjang Januari-Juni 2020.
Pemegang saham terbesar Merdeka Cooper adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) milik konglomerat Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dengan kepemilikan 19,74%. Kemudian, Garibaldi Thohir (8,95%), Pemkab Banyuwangi (5,23%), PT Mitra Daya Mustika (13,47%), PT Suwarna Arta Mandiri (7,17%), dan publik (45,45%). (SKO)