Tambang Merdeka Copper Milik Konglomerat Boy Thohir dan Sandiaga Uno Punya Stok 832 Ton Emas
Dari tiga proyek itu, Merdeka Copper Gold memiliki stok cadangan emas hingga 832 ton untuk 20 tahun mendatang.
Industri
JAKARTA – Emiten tambang emas milik konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Edwin Soeryadjaja, dan Sandiaga Salahuddin Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tengah mempersiapkan tiga proyek baru guna menunjang kinerja perseroan secara jangka panjang. Ketiga proyek tersebut bakal memberikan cadangan stok emas dan tembaga perseoran hingga 20 tahun mendatang.
Proyek pertama adalah tambang emas Pani di Gorontalo, Sulawesi Utara. Tambang emas ini merupakan hasil usaha patungan (joint venture/JV) antara emiten bersandi saham MDKA itu dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Perjanjian kerja sama telah ditandatangani kedua belah pihak pada 25 November 2019. Saat ini, proses peleburan tinggal menunggu persetujuan dari regulator dan kreditur J Resources.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dalam hal ini, MDKA bakal menguasai 66,7% saham melalui PT Pani Bersama Jaya. Sedangkan urusan operasional proyek, seluruhnya akan dikendelikan oleh PSAB melalui PT J Resources Nusantara.
Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengungkapkan, proyek tambang Pani mengandung setidaknya 4,6 juta ons setara 39 ton emas untuk cadangan hingga 15 tahun. Minimal 250.000 ons emas dapat dihasilkan setiap tahunnya.
“MDKA mengendalikan proyek ini melalui dua JV dengan total nilai ekonomisnya sebesar 40%,” ungkap Adi dalam paparan publik secara virtual, Selesa 15 September 2020.
Proyek Tujuh Bukit
Selain proyek Pani, Merdeka Copper juga menjalin usaha patungan lain bersama Eternal Tsingshan Group. Keduanya bakal mengembangkan pabrik pengolahan bijih mineral dari tambang Wetar atau Morowali Acid Iron Metal (AIM) di Maluku Barat.
Investasi senilai US$250 juta telah digelontorkan sebagai modal awal pembangunan. Proyek multi-komoditas ini ditaksir dapat menghasilkan pendapatan senilai US$200 juta per tahun. Dengan siklus hidup tambang paling tidak hingga 20 tahun mendatang.
“MOU (memorendum of understanding) dengan Tsingshan untuk mengembangkan pabrik pengelohan pirit yang berlokasi di Morowali Industrial Park,” jelas Adi.
Selanjutnya, emiten yang masuk dalam saham-saham likuid LQ45 ini juga masih memiliki proyek Tembaga Tujuh Bukit (Tembaga TB) di Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek ini mengandung setidaknya 8,8 juta ton tembaga dan 28 juta ons setara 793 ton emas.
Adi mengatakan, proyek Tembaga TB ini diproyeksi untuk memproduksi 70.000-90.000 ton tembaga selama lebih dari 20 tahun. Plus emas sebanyak 200.000-300.000 ons dalam kurun waktu yang sama.
Per Juni lalu, 1,9 kilometer terowongan bawah tanah telah berhasil digali oleh perseroan. Selanjutnya, terowongan ini bakal digunakan untuk melakukan pengeboran bijih di tahun depan. “Studi kelayakan akan selesai pada 2021,” tegasnya.
Sebagai informasi, pemegang saham terbesar Merdeka Cooper adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) milik konglomerat Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dengan kepemilikan 19,74%. Kemudian, Garibaldi Thohir (8,95%), Pemkab Banyuwangi (5,23%), PT Mitra Daya Mustika (13,47%), PT Suwarna Arta Mandiri (7,17%), dan publik (45,45%).
Pada perdagangan Selasa, 15 September 2020, saham MDKA ditutup merosot 2,99% sebesar 50 poin ke level Rp1.620 per lembar. Kapitalisasi pasar saham MDKA mencapai Rp35,47 triliun dengan imbal hasil 40,87% dalam setahun terakhir. (SKO)