Tanggapi Kritik Elon Musk Tentang ChatGPT, Pendiri OpenAI Akui Kesalahannya
- Pendiri sekaligus Presiden Open AI, Greg Brockman buka suara menanggapi kritikan Elon Musk pada ChatGPT.
Industri
CALIFORNIA- Pendiri sekaligus Presiden Open AI, Greg Brockman buka suara menanggapi kritikan Elon Musk pada ChatGPT. Dalam sebuah wawancara, Brockman mengakui kesalahan perusahaan terkait dengan tuduhan yang dilayangkan musk.
Sebelumnya, Musk yang diketahui merupakan salah satu pendiri OpenAI kerap mengkritik perusahaan setelah Ia memutuskan hubungan. Adapun kritik yang dilayangkan berkaitan dengan penerapan perlindungan yang mencegah chatbot menghasilkan tanggapan yang dapat dianggap ofensif.
"Kami membuat kesalahan: Sistem yang kami terapkan tidak mencerminkan nilai-nilai yang kami maksudkan di sana. Dan saya pikir kami tidak cukup cepat untuk mengatasinya. Jadi saya pikir itu kritik yang sah terhadap kami," ujar Brockman dikutip TrenAsia.com dari Insider Minggu, 12 Maret 2023.
- Jelang Perilisan Data Ketenagakerjaan AS, Kurs Rupiah Diprediksi Melemah
- Kedatangan 3 Mal Baru pada 2023, Ruang Ritel di Jakarta Terus Bertambah
- Ian Paice, Solo dan Memori Kelam 1975
Sebagai indormasi, Bulan lalu, ChatGPT bayak menuai kritikan pengguna lantaran memberi jawaban yang menyiratkan bias politik.
Kala itu, beredar tangkapan layar lewat jejering sosial Twitter yang menunjukkan chatbot menolak untuk membuat puisi positif tentang Donald Trump. Alasannya, chatbot menyatakan bahwa itu tidak diprogram untuk membuat konten partisan, bias, atau politis.
Namun ketika diberi permintaan yang sama untuk menggantikan Joe Biden untuk Trump, chatbot menulis puisi yang bersinar. Musk menyebut penolakan chatbot untuk membuat puisi tentang Trump sebagai sebuah perhatian serius.
Musk sebelumnya mengkritik teknologi tersebut, dengan mengatakan bahwa ada potensi bahaya ketika melatih AI untuk terbangun. Dengan kata lain, Ia bisa saja berbohong dan itu sangat mematikan.
Meski banyak celah, hal ini tak menurunkan animo masyarakat untuk menggunakan teknologi tersebut. Sebab, semakin hari semakin banyak pengguna berduyun-duyun ke chatbot AI seperti ChatGPT dan chatbot Bing yang baru diluncurkan.
Namun hal ini malah semakin mengungkap batasan dan kelemahan dari teknologi tersebut. Sebagai tanggapan, perusahaan telah menambahkan pagar pembatas ke teknologi tersebut.
Perlu diketahui, sebulan sejak Microsoft merilis Bing chatbot yang ditenagai AI, raksasa teknologi itu telah menetapkan batas percakapan di chatbot dan membatasi pengguna pada 50 pertanyaan per hari dan lima pertanyaan per sesi agar lebih terarah.
Hal tersebut saat ini akan dilakukan oleh ChatGPT. Jika melihat komentar Brockman, sepertinya platform ini akan terus berkembang.
"Tujuan kami bukan untuk memiliki AI yang bias ke arah tertentu. Kami ingin kepribadian default OpenAI menjadi salah satu yang memperlakukan semua pihak secara setara. Apa artinya? Itu sulit untuk dioperasionalkan, dan saya pikir kami belum cukup sampai di sana," katanya Brockman.