Tank Abram Tunda Debut di Perang Ukraina
- Ukraina dilaporkan telah meminta perpanjangan pelatihan pasukannya. Harapannya pelatihan akan menyelesaikan seluruh kontingen penuh untuk 31 tank Abrams yang dijanjikan Amerika.
Dunia
KYIV-Harapan sebelumnya bahwa tank M1 Abrams Amerika akan segera tiba di medan perang di Ukraina kemungkinan tidak akan terjadi.
Tank tersebut awalnya dijadwalkan akan tiba pada pertengahan September 2023 ini. Tetapi kini Ukraina dilaporkan telah meminta perpanjangan pelatihan pasukannya. Harapannya pelatihan akan menyelesaikan seluruh kontingen penuh untuk 31 tank Abrams yang dijanjikan Amerika.
Voice of Amerika melaporkan, hampir 200 tentara Ukraina akan terus mengasah keterampilan mereka dalam mengoperasikan dan memperbaiki tank. Pelatihan dilaksanakan di pangkalan Amerika di Jerman.
Juru bicara Komando Angkatan Darat Amerika di Eropa dan Afrika, Kolonel Martin O'Donnell megnatakan pelatihan akan diperpanjang beberapa minggu lagi. Meski latihan utama mereka sebenarnya telah berakhir bulan lalu.
- iPhone 15 Rilis 13 September, iBox Obral iPhone 11 Hingga 14
- Hilirasi Ikan, Kemenperin Bangun Sentra Sentra IKM Olahan Hasil Laut
- KCIC Investigasi Terbakarnya Atap Stasiun Kereta Cepat Halim
Seperti banyak dilaporkan sebelumnya, Abrams pertama tampaknya berada di jalur yang tepat untuk berperang mulai sekitar pertengahan September. In setelah pasukan awal Ukraina menyelesaikan pelatihan. Mengutip seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya Politico melaporkan, Untuk tahap pertama Ukraina akan menerima 10 tank pertama. Amerika sendiri akan mengirimkan 31 tank Abrams dari varian lama M1A1.
Sekarang garis waktu ini tampak bergeser. “Kini Ukraina diperkirakan akan menerima seluruh tank pada musim gugur,” katanya Minggu 10 September 2023.
Rencananya adalah untuk menambahkan Abrams ke dalam campuran tank Barat lainnya seperti Challenger 2 dan Leopard 2. Namun kini sepertinya tank tersebut akan beroperasi dalam satu kesatuan utuh.
Penundaan bahkan beberapa minggu saja bisa berdampak buruk. Musim hujan, dengan lumpur akan menghambat pergerakan alat berat seperti tank. Musim ini akan segera tiba dalam beberapa minggu mendatang. Dan seberapa besar perbedaan yang dapat dihasilkan oleh 31 tank ini dalam pertarungan masih bisa diperdebatkan.
Pengiriman ATACMS
Di bagian lain juga muncul kabar Amerika kemungkinan akan mengirim Army Tactical Missile Sistem atau ATACMS ke Ukraina. Senjata yang sudah lama diminta Kyiv.
Pejaba Amerika yang memiliki akses pada rencana bantuan keamanan ke Ukraina mengatakan senjata itu akan datang. Namun pejabat tersebut mencatat bahwa seperti biasa, rencana tersebut dapat berubah hingga diumumkan secara resmi.
Pejabat kedua mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut dipersiapkan. Dan kemungkinan besar akan dimasukkan dalam paket bantuan keamanan yang akan datang. Dia juga menambahkan keputusan akhir belum dibuat.
“Mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan sebelum Ukraina menerima rudal tersebut,” katanya. Sementara juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan keputusan belum diambil. Namun hal-hal tersebut tidak akan diabaikan.
- Menuju IndonesianGP di Sirkuit Mandalika, Masyarakat Lombok Dapat Harga Spesial
- Profil Eks Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana Pj Gubernur Jateng Pengganti Ganjar Pranowo
- Semester I-2023, Inilah Bank BUMN dengan Pertumbuhan Laba Paling Tinggi
Dengan jangkauan hingga 300 km, tergantung pada versinya, ATACMS dapat memungkinkan Ukraina mencapai target hampir empat kali lebih jauh dibandingkan dengan roket yang saat ini disediakan untuk HIMARS dan M270.
Washington sejauh ini menolak permintaan Ukraina untuk senjata tersebut. Bahkan setelah Inggris dan Perancis telah mengirimkan rudal Storm Shadow dan SCALP. Ini karena kekhawatiran atas eskalasi dengan Rusia dan menjaga persediaan Amerika sendiri.
Pemerintahan Biden telah mengambil pendekatan bertahap terhadap jenis senjata yang telah dikirim ke Ukraina. Diawali dari rudal man portable, platform pertahanan udara yang canggih, hingga kendaraan lapis baja. Gedung Putih juga telah menyetujui pengiriman F-16 ke Ukraina.
Sejauh ini Rusia tidak bisa berbuat banyak terkait peningkatan jenis senjata yang dikirim ke Ukraina. Meski mereka selalu mengatakan NATO telah melanggar garis merah.