k2 blackpanther.jpg
Tekno

Tank K2 Black Panther Korea Invasi Eropa, Sanggupkah Leopard 2 Membendungnya?

  • Ketika perang Ukraina memasuki tahun kedua, invasi mekanis sedang terjadi di Eropa. Dan pemain dari luar benua biru menjadikan persaingan akan sangat ketat.

Tekno

Amirudin Zuhri

BERLIN- Ketika perang Ukraina memasuki tahun kedua, invasi mekanis sedang terjadi di Eropa. Dan pemain dari luar benua biru menjadikan persaingan akan sangat ketat.

Sebanyak 1.000 tank tempur utama K2 Black Panter rancangan Korea Selatan sedang mengalir ke Polandia. Ini adalah hasil dari kesepakatan senjata senilai US$14,5 miliar oleh Warsawa. Jika  semua opsi digunakan, maka  membuat Polandia pada akhirnya dapat menerima lebih banyak tank  daripada gabungan yang digunakan Inggris, Jerman, Italia, dan Prancis.

Sebanyak 180 tank buatan Hyundai ini  mulai tiba di Polandia pada Desember 2022. Polandia kemudian berencana untuk memproduksi 820 sisanya di dalam negeri mulai tahun 2025. 

Tetapi 1.000 tank hanyalah bagian dari pembelian besar peralatan Korea Selatan yang dibuat Polandia pada tahun lalu. Pembelian juga mencakup 672 howitzer self-propelled K9 Korea Selatan, 48 jet tempur ringan FA-50, dan 288 peluncur roket ganda Chunmoo K239. Warsawa juga mempertimbangkan untuk membeli kendaraan tempur infanteri AS-21 Redback milik Hanwha. Mereka akan digunakan untuk menggantikan BWP-1 yang sudah usang.

Terobosan Korea Selatan ke Polandia dapat meluas ke negara-negara Eropa lainnya. Ini karena banyak yang dibuat frustrasi oleh keengganan Berlin pada tahun 2022 untuk mengizinkan transfer tank tempur utama Leopard 1 dan 2 ke Ukraina. Dan juga  lambatnya pengiriman tank baru.

Analis pertahanan Blake Herzinger di Foreign Policy menulis tim Korea Selatan-Polandia dapat menyapu dominasi Jerman yang sebelumnya terjamin di pasar tank tempur utama Eropa. 

Sementara Jakub Bornio yang menulis untuk James Town Foundation juga mencatat bahwa hubungan Seoul-Warsawa dapat menghasilkan  situasi yang saling menguntungkan. Di satu sisi  Warsawa bisa meningkatkan potensi militernya dan menghidupkan kembali industri militernya. Dan di sisi lain  Seoul akan memperkuat posisinya di pasar pertahanan Eropa dan global.

Tetapi mengingat banyaknya operator Leopard 2 di Eropa apakah  invasi Black Panther akan benar-benar mengancam? 

Para ahli di industri pertahanan Jerman, Polandia, dan Korea Selatan, setidaknya untuk saat ini, skeptis akan segera beralih dari tank Jerman ke Korea. Baik  karena alasan geopolitik maupun operasional.

Leopard 2, yang mulai beroperasi pada tahun 1979 adalah tank berat dengan lapis baja komposit canggih. Tank juga memiliki sistem pengendalian tembakan yang melampaui persenjataan Soviet. Dengan berakhirnya Perang Dingin, Jerman mempensiunkan ribuan tank Leopard 2A4 dan menawarkannya untuk menjual murah. 

Ketika pabrikan KMW memperkenalkan Leopard 2A5 lapis baja yang lebih baik, dan model 2A6 dan 2A7 yang lebih canggih, kendaraan ini menarik bagi operator yang terbiasa dengan 2A4. Hal ini karena mengupgrade tank mereka dengan standar baru.

Polandia membeli 142 Leopard 2A4 dan 105 Leopard 2A5. Pembelian berlangsung  pada tahun 2003 dan 2013. Namun, Warsawa ingin menghidupkan kembali industri pertahanannya dengan menerima bagian produksi.  Tetapi saat peningkatan ke 2A4 Polandia, Warsawa tidak dapat masuk ke program Sistem Tempur Darat Utama  terbaru yang digunakan.

Polandia kemudian mulai mempertimbangkan tank K2 baru Korea Selatan, yang ditawarkan dengan pemanis produksi dalam negeri dan transfer teknologi. Tetapi Polandia justru membeli 250 tank M1A2 Abrams dari Amerika Serikat. 

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, Polandia menyumbangkan lebih dari 300 tank T-72M dan PT-91 ke Kyiv. Dan mereka segera memesan tambahan 116 tank M1A1  bekas sebagai pengganti sementara. Tetapi ketika Warsawa meminta lebih banyak Leopard 2, Berlin tidak dapat memastikan pengiriman baru hingga tahun 2023.

Edward Kim, pakar industri pertahanan Korea Selatan  mengatakan Jerman  menawarkan mengirimkan satu Leopard 2A7 ke Polandia setiap bulan  pada tahun 2023. “Itu menjadi  pukulan terakhir karena Korea berjanji  mengirimkan 980 K2 dalam lima tahun,” katanya dikutip Breaking Defense 31 Maret 2023.

Invasi Putin menciptakan kemauan politik di Warsawa untuk melirik K2. Menurut Kim pilihan bergantung pada tiga poin kunci. “Pertama, K2 cukup sejajar dalam hal kemampuan. Kedua, jauh lebih murah per unit. Dan ketiga, Korea menjanjikan pengiriman cepat serta transfer teknologi.”

Fakta bahwa Polandia mungkin akan memiliki fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul yang besar, serta pusat produksi dan distribusi suku cadang untuk K2, artileri K9 dan pesawat tempur FA-50, akan menjadi nilai jual yang besar bagi Skandinavia, Eropa Timur dan negara-negara Baltik.

Namun wartawan pertahanan Robert Czulda melihat  Polandia akan membiayai pembelian ini masih jauh dari jelas. Industri pertahanan Polandia sendiri telah menyatakan bahwa mungkin hanya membangun 500 K2 di dalam negeri. Bahkan jika Warsawa benar-benar menindaklanjuti rencananya, itu bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum pabrik K2 Polandia  dapat bekerja untuk memenuhi ekspor.

Nicholas Drummond seorang konsultan untuk KMW berpendapat perpecahan Polandia dengan Leopard 2 disebabkan oleh ketidakpercayaan sejak Perang Dunia II. Tetapi juga  mengakui bahwa konflik hubungan Jerman sebelum 2022 dengan Rusia merusak sektor pertahanannya.

Dia menyebut sebelum Perang Ukraina, Jerman adalah mitra pertahanan yang sangat tidak dapat diandalkan. Dalam 12 bulan terakhir, Dummond  melihat perubahan 180 derajat dalam sikap pemerintah Jerman. “Jerman telah berubah,” katanya.

Berlin dan Warsawa sekarang adalah dua donor terbesar tank Leopard 2 ke Ukraina. Itu membuat motivasi Polandia untuk beralih ke Seoul tampak kurang menonjol untuk ekspor di masa depan. Tetapi dengan catatan pabrik Jerman benar-benar dapat mengirimkan tank baru lebih cepat. 

Tetapi hal itu dilaporkan belum berubah. Ini  karena kurangnya pesanan skala besar dari pemerintah yang dapat digunakan  pabrik memperluas kapasitas produksi mereka.  Pengeluaran dan pengadaan pemerintah skala besar diperlukan untuk menggenjot tingkat pengiriman Leopard 2 saat ini yang hanya dua  per bulan.

Leopard 2A7/KMW

Pertempuran Awal Leopard 2 Vs Black Panther

Pertempuran awal yang penting antara Leopard 2 dan Black Panther terjadi di Norwegia. Angkatan Darat negara ini  mengevaluasi kedua jenis untuk operasi cuaca dingin pada tahun 2022. Edward Kim, pakar industri pertahanan Korea Selatan  mengatakan tes  menunjukkan K2 lebih baik dibandingkan dengan Leo 2A7. Seperti yang diperkirakan, Leopard 2A7 memang memiliki lapis baja yang lebih baik secara keseluruhan. Tetapi Korea mengimbanginya dengan menawarkan versi lapis baja untuk Polandia dan Norwegia.

Sejumlah ahli menyebut pada dasarnya K2 mereplikasi konsep dan desain Leopard 2 dengan mengadopsi pendekatan yang sama untuk operasi tempur. Keduanya adalah tank yang sangat baik. Keduanya dirancang untuk dioperasikan oleh tentara wajib militer. Hyundai Rotem menambahkan peningkatan utama pada konfigurasi dasar, termasuk autoloader dan suspensi variable yang menarik dan valid.

Tetapi pada bulan Februari, Oslo memutuskan untuk memesan 54 Leopard 2 A7V seharga US$1,9 miliar. Meskipun beberapa media Norwegia menilai militer telah merekomendasikan pembelian K2 karena biaya yang lebih rendah dan tingkat pengiriman yang lebih cepat.

Tentu saja, setiap pembelian senjata besar juga merupakan sinyal geopolitik. Perbedaan kecil dalam kemampuan mungkin tidak terlalu penting di medan perang. Dan  bonus hubungan yang lebih erat dengan tetangga  selalu lebih menguntungkan daripada aliansi dengan mitra jauh seperti Korea Selatan.

Kemampuan inti yang dimiliki tank-tank tersebut termasuk meriam utama 120-milimeter kaliber 55 yang stabil. Ini dapat diandalkan untuk  menembus tank lawan  dari jarak jauh dan menyerang sambil bergerak.  Tank juga dilengkapi sight  siang  malam dengan perbesaran tinggi. 

Tetapi juga mungkin untuk mempertimbangkan poin-poin pembeda yang dimiliki kedua tank. Leopard 2A7 seberat 67 hingga 73 ton dan K2 seberat 61 ton dirancang untuk berperang defensif di berbagai tempat. Desain Jerman dibangun untuk menggagalkan tank Soviet dalam pertempuran bebas melintasi medan terbuka Jerman Barat, Meski  model pasca-Perang Dingin meningkatkan perlindungan menyeluruh untuk meminimalkan kerentanan terhadap ranjau dan penyergapan di lingkungan perkotaan dan kontra-pemberontakan.

Sementara K2 direkayasa untuk bertarung di sepanjang zona demiliterisasi pegunungan antara Korea Utara dan Selatan.  Di mana kemampuan manuver yang terbatas mengurangi paparan serangan sayap. Hal ini membuat para desainer K2 melakukan penurunan armor samping dan belakang untuk menghemat berat. 

Namun, Polandia, seperti Jerman dan Ukraina, memiliki banyak lahan terbuka. Dan  K2 Polandia yang disesuaikan akan menampilkan tambahan banyak pelindung samping  belakang yang diperkuat.

Fokus medan pegunungan juga tercermin dalam suspensi hidropneumatik dinamis K2. Ini  memungkinkan menaikkan atau menurunkan elevasi  tank. Dengan demikian, K2 dapat berjongkok dalam posisi miring ke samping. Atau  berlutut dan menekan senjatanya hingga turun 16 derajat untuk menyerang target jauh di bawah. Atau  miring ke atas untuk menembakkan amunisi hingga jarak 3 mil.

Perbedaan lainnya adalah tiga awak K2 dengan empat awak Leopard 2. Ini  karena meriam smoothbore CN08 milik KS  menggunakan autoloader.  Loader manusia membawa beberapa utilitas dan kecepatan tambahan. Tetapi  tank Barat generasi mendatang kemungkinan akan menggunakan loader otomatis untuk menghemat ruang dan berat.

Tanda bintang penting bagi K2 menyangkut powerpack-nya. Saat ini tank mempertahankan transmisi Renk buatan Jerman seperti pada Leopard 2.  Meski Hyundai telah merancang transmisi EST15K, powerpack gagal melewati uji coba bebas kerusakan 10.000 kilometer pada tahun 2020. Akibatnya mesin tidak diterima dalam dinas Korea Selatan.

Namun powerpack Korea Selatan  dianggap dapat diterima untuk diintegrasikan ke dalam tank tempur utama Altay Turki. Sementara transmisi EST15K yang direvisi akan dievaluasi tahun ini oleh Seoul.

Tetapi sejumlah ahli berpendapat bahwa perbedaan vital yang nyata antara tank-tank tersebut bukanlah kinerja tempurnya.  Melainkan dari kematangan Leopard 2 dan basis pengguna yang luas dan berpengalaman dari 20 negara.  Mereka berbagi biaya pengembangan. Dan  dengan banyak negara pengguna memiliki rantai pasokan mereka sendiri , suku cadang murah sudah tersedia dari berbagai sumber.

Angkatan Darat Jerman terkenal kekurangan suku cadang untuk menjaga agar kendaraannya tetap beroperasi. Dilaporkan hanya dua dari enam batalyon tanknya yang memiliki lebih dari sepuluh tank operasional dari 44 yang disyaratkan. Jumlahnya menyusut dengan cepat,  bersama dengan Marder 2 dan Leopard 1 karena jenis ini juga dikirim ke Ukraina.

Mempertahankan Keuntungan

Tentu saja, infrastruktur K2 yang direncanakan untuk Polandia pada akhirnya dapat menciptakan basis perawatan saingan. Namun menurut presentasi Hyundai-Rotem yang bocor, pemeliharaan depot sedang dalam pengembangan hingga 2026. Polonisasi komponen K2 asli akan berlanjut hingga 2031, dan produksi akan berlangsung hingga 2034. Dan kemungkinan kemudian digantikan oleh K3 yang dikembangkan bersama.

Dan pada saat itu, tank MGCS Prancis-Jerman generasi berikutnya dan kemungkinan penerus Abrams juga akan muncul sebagai opsi. Sementara itu, lini produksi K2 milik Hyundai-Rotem  hanya akan membangun 260 tank dari 2013-2023. Dan  kemungkinan besar akan digunakan untuk menggantikan tank yang dipindahkan dari militer Korea Selatan ke Polandia.

Oleh karena itu Jerman masih mempertahankan keuntungan besar untuk bisa membujuk sesama anggota NATO  membeli versi dari Leopard 2. Tetapi bisakah KMW menghadirkan Leopard 2A7 baru lebih cepat?

Sebenarnya bisa. Kapasitas produksi tidak menjadi masalah. Pada puncak perang dingin KMW bisa memproduksi 16 Leopard 2 per bulan.  Mereka sekarang masih memiliki ruang lantai yang sama  meski itu telah menerapkan teknik manufaktur baru. 

Bahkan  produksi tahunan Leopard 2 pernah memuncak pada 300 per tahun. Tetapi  dengan 144 lainnya dibangun di pabrik Belanda. Belakangan ada manufaktur dan perakitan Leopard 2 di Yunani, Hongaria, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Perlu dicatat bahwa Seoul, yang telah bertukar teknologi pertahanan dengan Rusia di masa lalu, tidak mengizinkan penjualan senjata langsung ke Ukraina. Meskipun beberapa amunisi dapat dikirim ke Ukraina melalui pihak ketiga. Laporan menunjukkan keengganan Korea Selatan kemungkinan akan bertahan.

Rumania negara lain yang ingin merekapitalisasi armada tank besar  dan dilaporkan  ingin membeli artileri Korea Selatan, baru saja memutuskan untuk membeli satu batalion tank M1. Salah satu pembeli potensial Eropa adalah Slovakia. Pada 2021 mereka membahas potensi pembelian K2. Tetapi sejak Desember 2022, Slovakia dan  Ceko masing-masing mulai menerima 15 Leopard 2A4 dari Jerman untuk mengimbangi sumbangan kendaraan lapis baja ke Ukraina. Praha juga memilih untuk berpotensi membeli 50 2A7 baru.

Eropa mungkin akan sulit untuk mendorong mundur K2 setidaknya dalam waktu dekat. Pada titik ini Jerman juga masih berada di atas angin karena merupakan kekuatan ekonomi dominan di benua itu. Jadi untuk negara yang lebih kecil, memilih Leopard 2  akan lebih menguntungkan daripada  beralih ke K2 Korea Selatan.