Tekan Angka Pengangguran, Pemkot Surabaya Gelar Bursa Kerja dengan Ribuan Lowongan dari Dalam dan Luar Negeri
Nasional

Tantangan Bonus Demografi Indonesia: Pengangguran 8,42 Juta, Tiap Tahun 3,45 Juta Lulusan Baru Cari Kerja

  • Berdasarkan data pemerintah, sebanyak 72,72 persen penduduk Indonesia berusia produktif, tetapi hanya 13 persen dari mereka yang berhasil mengejar pendidikan tinggi.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Indonesia saat ini menghadapi fenomena yang disebut sebagai "bonus demografi," di mana sebagian besar penduduknya berada dalam rentang usia produktif. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menganggap fenomena ini sebagai peluang besar sekaligus tantangan yang perlu dihadapi dengan bijak. Fenomena Bonus Demografi juga menambah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia mencapai angka tertinggi.

Dilansir kemenperin.go.id, Senin, 4 September 2023, berdasarkan data pemerintah, sebanyak 72,72 persen penduduk Indonesia berusia produktif, tetapi hanya 13 persen dari mereka yang berhasil mengejar pendidikan tinggi. Mayoritas sisanya adalah lulusan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) sederajat.  

Tahun demi tahun, Indonesia melahirkan 1,65 juta lulusan perguruan tinggi baru, ditambah dengan 1,8 juta jiwa lulusan tingkat SMA yang tidak melanjutkan studi, yang artinya terdapat sekitar 3,45 juta pencari kerja baru setiap tahunnya.

Namun, tantangan muncul ketika peluang kerja baru yang tersedia terbatas. Industri manufaktur, misalnya, setiap tahunnya memerlukan sekitar 682 ribu tenaga kerja baru, tetapi kebutuhan tersebut belum dapat sepenuhnya terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh ketidakcocokan antara kompetensi lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha yang ada.

Data survei angkatan kerja nasional (SAKERNAS) tahun 2022 menunjukkan bahwa ada 8,42 juta pengangguran di Indonesia, dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,86 persen. Meskipun jumlah ini mengalami penurunan sekitar 0,63 poin dibandingkan dengan Agustus 2021, tantangan tetap ada.

Dalam menghadapi situasi ini, Kementerian Perindustrian melihat bahwa pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi menjadi sangat penting. Melalui pendidikan vokasi, dapat diciptakan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga meningkatkan daya saing nasional secara keseluruhan.

Dengan pendekatan yang tepat dalam mengelola bonus demografi ini, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Namun, langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan bahwa kesempatan ini tidak terbuang percuma, dan bahwa pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja menjadi prioritas utama dalam membangun masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia.