Prabowo dan Gibran saat memberikan sambutan di Indonesia Arena, GBK, Rabu 25 Oktober 2023 (Foto: tangkapan layar youtube Partai Gerindra)
Nasional

Tantangan Program Kredit Milenial di Era Prabowo untuk Keberlanjutan Ekonomi Digital

  • Gibran sering menggaungkan program Kredit Milenial, yang bertujuan memberikan akses pendanaan kepada startup berbasis teknologi. Program ini diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk lebih inovatif dan memperkuat ekosistem digital nasional.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Indonesia memasuki babak baru dalam kepemimpinan nasional pada tahun 2024, dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden bersama Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden. Perubahan ini membawa harapan baru, termasuk dalam pengembangan ekonomi digital yang menjadi perhatian utama pemerintahan baru. 

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), dalam buku Outlook Ekonomi Digital 2025 membahas salah satu program unggulan, yaitu Kredit Milenial, yang dirancang untuk mendukung startup digital.

Digitalisasi: Pilar Kebijakan Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran menempatkan digitalisasi sebagai fondasi utama dalam strategi pembangunan ekonomi. Gibran sering menggaungkan program Kredit Milenial, yang bertujuan memberikan akses pendanaan kepada startup berbasis teknologi. Program ini diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk lebih inovatif dan memperkuat ekosistem digital nasional.

Namun, Nailul Huda mengingatkan bahwa pendekatan dalam mendukung startup harus disesuaikan dengan karakteristik bisnis digital. Startup memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencapai keuntungan sehingga membutuhkan skema pendanaan yang lebih fleksibel dibandingkan bisnis tradisional.

Skema Pendanaan untuk Startup Digital

Modal ventura (venture capital) menjadi opsi yang paling cocok untuk startup karena sifatnya yang fleksibel. Pendekatan ini berbeda dengan pinjaman perbankan konvensional yang menuntut pengembalian dalam jangka pendek. Nailul menyarankan agar bank memberikan masa tenggang (grace period) yang lebih lama, suku bunga rendah, dan skema pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan startup.

"Perbankan harus menyesuaikan diri jika ingin menjadi bagian dari program Kredit Milenial," ujar Nailul dikutip dari buku Outlook Ekonomi Digital 2025, Jumat, 27 Desember 2024. Ia juga menyebutkan pentingnya peran lembaga keuangan non-bank dalam mendukung ekosistem startup di Indonesia.

Baca Juga: Prabowo Perintahkan Sejumlah Proyek Infrastruktur Distop, Pembangunan Tol Terdampak

Kredit UMKM sebagai Pembelajaran

Peningkatan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama beberapa tahun terakhir memberikan pelajaran penting bagi pengembangan Kredit Milenial. Data Bank Indonesia menunjukkan proporsi kredit UMKM meningkat dari 19,47% pada 2016 menjadi sekitar 20,15% pada 2024. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam hal penyediaan skema pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha.

"Kebijakan yang tepat dapat mengubah startup menjadi penggerak utama perekonomian nasional," tambah Nailul.

Fluktuasi Investasi Digital

Investasi modal ventura di sektor digital Indonesia mencapai puncaknya pada 2021 sebesar Rp140,5 triliun, sebelum menurun akibat ketidakpastian global. Meski demikian, modal ventura tetap menjadi sumber utama pendanaan startup. Selain itu, perusahaan korporasi juga memberikan kontribusi signifikan, mencapai sekitar 34% dari total investasi.

Kolaborasi antara startup dan korporasi besar menjadi salah satu solusi untuk menciptakan pendanaan yang lebih stabil. "Kerja sama ini dapat membantu startup menghadapi tantangan di tengah fluktuasi investasi," kata Nailul.

Tiga Pilar Utama: Ekosistem, Akses Keuangan, dan Keberlanjutan

Nailul Huda menegaskan pentingnya tiga pilar utama untuk mendukung kesuksesan Kredit Milenial:

  1. Ekosistem Peran modal ventura sebagai inkubator dan akselerator sangat penting. Modal ventura tidak hanya memberikan dana, tetapi juga mendukung pengembangan bisnis startup melalui bimbingan strategis.
  2. Akses Keuangan Diversifikasi sumber pendanaan menjadi kunci. Kolaborasi dengan lembaga keuangan internasional dan domestik dapat membuka lebih banyak peluang bagi startup.
  3. Keberlanjutan (Sustainability) Impact investing, yaitu investasi yang mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan, perlu diutamakan. Dengan melibatkan universitas dan komunitas bisnis, startup dapat mengembangkan strategi yang lebih adaptif.

Tantangan dan Harapan

Regulasi yang ramah, kemudahan perizinan, serta pendampingan bagi startup menjadi faktor kunci keberhasilan program ini. Nailul juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memastikan keberlanjutan program Kredit Milenial.

"Program ini harus lebih dari sekadar jargon politik. Harus ada dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia," tegasnya.