Nampak suasana pembangunan serta gedung-gedung pusat bisnis dan perkantoran di kawasan Jakarta Pusat, Senin 26 Juni 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Tantangan Wujudkan Indonesia Emas di Sektor SDM dan Ekonomi-Lingkungan

  • Terbitkan RPJP Nasional 2025-2045 selaras dengan visi Indonesia Emas, namun ada tantangan dan hambatan tersendiri dan harus diatasi untuk mencapai target capaian.

Nasional

Ilyas Maulana Firdaus

JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), telah menerbitkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024. Penerbitan yang dilandasi beberapa poin yang selaras dengan visi Indonesia Emas ini diharap menjadikan Indonesia mencapai tujuan Nasional.

Terbitnya RPJPN 2025-2045 ini merupakan pembaruan dari aturan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 mengenai RPJPN 2005-2025. Aturan yang rencana pembangunan ini terdiri dari RPJP Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Strategis (Renstra) Kementerian - Lembaga (K/L), serta Rencana Kerja dan Anggaran (Renja) K/L. 

Selain itu, rencana pembangunan daerah juga dibahas dan dituangkan pada RPJP Daerah, RPJM Daerah, dan RKP Daerah. Pembangunan selama 20 tahun ini akan berpedoman pada RPJPN sebagai tumpuan, dalam Pasal 5 UU ini mencakup Visi Indonesia Emas 2045 dengan lima poin. Kelima poin tersebut dirincikan seperti pertama, pendapatan perkapita setara negara maju, kedua kemiskinan menurun dan ketimpangan berkurang.

Kemudian pada poin ketiga kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat, keempat saing daya sumber manusia meningkat, dan terakhir pada intensitas emisi gas rumah kaca menurun menuju emisi nol bersih. 

Tantangan menuju Indonesia Emas

Sektor Sumber Daya Manusia

Indonesia diperkirakan mendapatkan bonus demografi dengan banyaknya usia produktif (15-64 tahun) sebesar 70%, sementara sisa 30%nya termasuk pada kelompok yang tidak produktif. Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan dan meyakini bahwasanya Indonesia akan masuk pada jajaran empat besar ekonomi dunia. 

“Maka generasi ke depan harus disiapkan menjadi generasi digital, melek sains, namun tetap membumi dan tidak tercabut akar budayanya. Percuma kita punya generasi hebat sainsnya, tapi tidak kenal budaya bangsa sendiri,” ucapnya pada Oktober 2022 dalam acara seminar yang digelar oleh Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Dengan begitu kemampuan masyarakat dalam mendapatkan pendidikan perlu didorong dan ditekan dari sekarang, namun disisi lain ketika masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024  jumlah penduduk yang menempuh pendidikan Strata 2 dan Strata 3 hanya sedikit. Hal ini diangkat ketika calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, serta capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo angkat bicara mengenai rasio masyarakat Indonesia lulusan S2 dan S3.

Sektor Ekonomi dan Lingkungan

Dari sektor ekonomi dan lingkungan yang menjadi salah satu target Indonesia Emas memiliki kendala tersendiri, dimulai dari transformasi energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi, matahari, hidro, dan nuklir.

Tetapi untuk mencapai dan mewujudkan sumber energi yang bersih tidak semudah membalikan telapak tangan, biaya yang besar dan waktu yang panjang menjadi tantangan tersendiri. Peralihan atau transformasi energi untuk memutus hubungan dengan PLTU ke energi terbarukan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan setidak-tidaknya Indonesia membutuhkan Rp1.500 triliun untuk menghentikan operasi PLTU.

Visi dan capaian Indonesia Emas memang menjadi langkah serta strategi yang baik untuk masa depan Indonesia, terlebih target capaiannya sangat strategis. Tetapi, dengan sadar memahami tantangan yang akan dihadapi, kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga menjadi harapan Indonesia kedepannya.