Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo SKK Migas
Nasional

Target 1 Juta Barel SKK Migas Terjegal Minimnya Rig Pengeboran

  • Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan bisa memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BPOD) pada 2030 mendatang. Namun kesulitan rig atau alat pengeboran menjadi salah satu kendala.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan bisa memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BPOD) pada 2030 mendatang. Namun kesulitan rig atau alat pengeboran menjadi salah satu kendala.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, industri alat berat di pertambangan saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Padahal tahun ini akan dilakukan pengeboran sebanyak 991 sumur pengembangan.

"Sekarang enggak ada rig yang nganggur, yang siap bekerja yang memenuhi standar. Enggak ada. Sementara kami punya tugas besar untuk menyelesaikan 991 sumur," katanya dalam acara diskusi media pengeboran massif di tahun 2023 dan keselamatan kerja hulu migas di Kantor SKK Migas pada Rabu, 5 April 2023.

Sepengetahuan Wahju, kondisi seperti ini belum pernah terjadi. Pekerjaan yang terlalu banyak tidak sebanding dengan industri pendukungnya.

Tak hanya itu, selain pengadaan alat berat yang sulit masalah lain ada pada sumber daya manusia.Wahju menemukan saat alat langkah sementara mesin-mesin pengeboran banyak yang tak beroperasi karena kurangnya pekerja.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengeboran sumur pengembangan 2023 sebanyak 991 sumur atau lebih tinggi 30,4% dibandingkan realisasi pengeboran sumur tahun lalu.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, hal ini didukung dengan investasi yang masif mencapai US$15,5 miliar atau setara dengan Rp231,4 triliun (Kurs Rp14.900 dolar AS). Selain itu sebagai industri dengan risiko tinggi, health safety & environment (HSE) menjadi prioritas di industri hulu migas.

Menurut Indonesia Petroleum Association (IPA) dampak berganda dari investasi hulu migas dapat mencapai 3 hingga 5 kali, sehingga dengan investasi Rp231,4 triliun  akan menggerakkan perekonomian US$46,5 miliar atau Rp686,8 triliun hingga US$77,5 miliar setara dengan Rp1,15 kuadriliun.