Sejumlah pekerja dengan alat berat tengah menyelesaikan proyek pembangunan Tol Serpong Balaraja di kawasan Cilenggang TangSel, Kamis 26 Agustus 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Target Beroperasi Mei 2022, Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III Baru 13,4 Persen

  • Rencananya, proyek ini akan digarap dengan jangka waktu pelaksanaan selama 485 hari. PP Presisi pun menargetkan proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III dapat beroperasi pada Mei 2022.

Nasional

Aprilia Ciptaning

JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaporkan progres pembangunan Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III sebesar 13,4% hingga awal November 2021.

Rencananya, proyek ini akan digarap dengan jangka waktu pelaksanaan selama 485 hari. PP Presisi pun menargetkan proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III dapat beroperasi pada Mei 2022. Adapun lingkup pekerjaan pembangunan ini yaitu, main road dan ramp

“Kami sangat mengapresiasi proyek pembangunan Jalan Tol Cinere-Jagorawi ini memiliki progress baik, terutama di masa pandemi. Kami mengharapkan proyek strategis tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditargetkan dengan kualitas terbaik,” ujar Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PTPP Andi Gani Nena Wea dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 5 November 2021.

Disebutkan, Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III merupakan bagian dari Jalan Tol Jagorawi–Cinere–Serpong–Bandara (JORR II) yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp1,1 triliun. Pembangunan ini juga termasuk dalam Proyek Startegis Nasional (PSN).

Panjang jalan tol ini mencapai 5,5 km, dengan jumlah bangunan 12 jembatan, lima box traffic, 12 box saluran, tujuh gerbang tol, dua simpang susun, dan satu juntion (8 ramp).

Sebagai informasi, hingga Oktober 2021 PP Presisi Tbk (PPRE) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah ini naik hingga 129% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp2,1 triliun.

Selama Oktober 2021, terdapat tambahan proyek structure work, antara lain proyek Kejagung RI, LIPI  Bandung,  MRT, serta  kontribusi  dari anak perusahaan, PT LMA yakni Bendungan Kuwil.

Adapun secara komposisi, perolehan kontrak baru ini didominasi oleh mining services sebesar 49,0%, civil work sebesar 43,82%, dan sisanya production plant, structure work, dan heavy equipment rental sebesar 7,18%.