<p>Warga berkativitas di perumahan bersubsidi kawasan Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Banten, Jum&#8217;at, 23 Oktober 2020. Foto:Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Target KPR FLPP Rumah Subsidi 2021 Melonjak Tembus Rp19,1 Triliun

  • JAKARTA – Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) mengaku tengah mematangkan target Penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2021. Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengungkapkan, pihaknya akan menyelenggarakan perjanjian kerja sama (PKS) dengan bank pelaksana pada minggu ketiga Desember 2020. “Kami akan fokus pada kinerja realisasi penyaluran dana FLPP, dengan tetap memperhatikan sasaran dan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) mengaku tengah mematangkan target Penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2021.

Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengungkapkan, pihaknya akan menyelenggarakan perjanjian kerja sama (PKS) dengan bank pelaksana pada minggu ketiga Desember 2020.

“Kami akan fokus pada kinerja realisasi penyaluran dana FLPP, dengan tetap memperhatikan sasaran dan kualitas bangunan rumah subsidi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 14 Desember 2020.

Arief menyebut, target penyaluran dana FLPP tahun depan sebesar 157.500 unit atau senilai Rp19,1 triliun. Selain itu, ke depan pihaknya juga akan meluncurkan aplikasi terbaru PPDPP. Aplikasi tersebut berfungsi untuk memastikan kualitas rumah subsidi bagi calon pembeli.

Sebagai informasi, per 10 Desember 2020 dana FLPP yang disalurkan telah mencapai 102,87% dari target yang telah ditetapkan pemerintah. Secara rinci, ada 105.437 unit senilai Rp Rp10,82 triliun yang disalurkan oleh 42 bank pelaksana. Bank tersebut terdiri dari 10 bank nasional dan 32 bank pembangunan daerah (BPD).

Apabila dihitung secara keseluruhan, total penyaluran dana FLPP sepuluh tahun terakhir (2010 – 2020) mencapai 761.039 unit atau senilai Rp55,18 triliun.

“Kami berharap, tahun depan pencapaian kerja dua kali lipat dari tahun ini,” ujar Arief.

Penyaluran FLPP Bank Syariah

Sementara itu penyaluran FLPP oleh bank syariah juga mengalami peningkatan. Arief menyebut PT BRI Syariah Tbk (BRIS) merupakan penyalur tertinggi pada tahun ini, yakni mencapai 11.647 unit. Posisi kedua diikuti oleh PT Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sebanyak 6.591 unit.

Kemudian, PT Bank NTB Syariah sebanyak 1.678 unit, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Sumut) Syariah sebanyak 908 unit, dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Syariah 748 unit.

Selanjutnya, ada PT Bank Aceh Syariah sebanyak 732 unit, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah 664 unit dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) Syariah k 605 unit.

Adapun dua bank sepuluh besar terakhir ditempati oleh PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 586 unit dan Bank Sumsel Babel Syariah sebanyak 419 unit.

Sementara itu, untuk bank konvensional posisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN masih menjadi yang pertama. Bank bersandi BBTN ini telah menyalurkan FLPP sebanyak 39.942 unit.

Selanjutnya, bank pelat merah lain masih merajai posisi kedua, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sebanyak 13.313 unit.

Berlanjut ke PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebanyak 4.956 unit, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 2.593 unit. Terakhir, Bank Artha Graha Internasional menjadi bank konvensional yang menyalurkan FLPP sebanyak 1.447 unit.

Dari sisi Bank Pembangunan Daerah (BPD), penyalur FLPP tertinggi adalah Bank BJB yang mencapai 5.262 unit.

Arief mengaku, pihaknya optimistis melihat perkembangan ini. Menurutnya, penyaluran yang dilakukan oleh bank tersebut semakin merata. “Menjadi bank penyalur dana kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi ini memiliki nilai tersendiri,” ujarnya.

Sebab, lanjutnya, bank tersebut tidak hanya memikirkan keuntungan semata, melainkan juga ikut berperan mewujudkan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Menurutnya, KPR bersubsidi merupakan produk penjualan yang mampu bertahan di tengah situasi pandemi. (SKO)