<p>Puluhan nasabah Jiwasraya yang tergabung dalam Forum Korban Jiwasraya melakukan aksi damai di Kantor Pusat Jiwasraya, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2020. Aksi dilakukan demi menuntut kejelasan atas pencairan dana bagi para nasabah korban Jiwasraya yang sudah tidak jelas selama 2 tahun belakangan ini. Seperti diketahui Jiwasraya mengalami tekanan likuiditas sehingga  tidak dapat membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Target Operasional Awal 2021, IFG Life Masih Tunggu Izin dari OJK

  • JAKARTA – Operasional perusahaan Indonesia Financial Group (IFG) Life masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kami masih menunggu keputusan OJK terkait izin usaha, izin produk, dan pengalihan portofolio asuransi,” kata Direktur Bisnis IFG Life Pantro Silitonga dalam keterangan tertulis, 26 Desember 2020. Perusahaan pengganti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ini rencanya mulai beroperasi pada […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Operasional perusahaan Indonesia Financial Group (IFG) Life masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami masih menunggu keputusan OJK terkait izin usaha, izin produk, dan pengalihan portofolio asuransi,” kata Direktur Bisnis IFG Life Pantro Silitonga dalam keterangan tertulis, 26 Desember 2020.

Perusahaan pengganti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ini rencanya mulai beroperasi pada Januari 2021. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menetapkan IFG Life sebagai holding perasuransian dan penjaminan.

Penetapan ini merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang kini namanya menjadi IFG.

Ke depan, Pantro menyebut bakal membangun bisnis dengan model yang berbeda dari pasar asuransi jiwa saat ini.

“Sebagai asuransi milik negara, penting untuk mengembalikan marwah asuransi kepada proteksi atau perlindungan kepada masyarakat,” ungkapnya dalam konferensi daring, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pasar asuransi jiwa saat ini sebagian besar produknya bersifat investasi. Berdasarkan portofolionya, pembagian untuk porsi unitlink tercatat paling besar, yakni 65% dari total produk asuransi. Sementara itu, produk endowment sebesar 25%, kemudian sisanya adalah asuransi jiwa.

Fokus Bisnis IFG Life

Nantinya, fokus bisnis IFG Life diarahkan pada perlindungan masyarakat, khususnya asuransi jiwa dan kesehatan, serta pengenalan dana pensiun. Ada sejumlah aspek yang dipegang perusahaan ini. Pertama, aspek strategis berkaitan dengan rencana dan kebijakan perusahaan dalam mencapai strategi dan tujuan perusahaan.

Kedua, aspek finansial dengan mereview kebutuhan modal anggota holding, monitoring, dan evaluasi atas penggunaan dana. Terakhir, aspek manajemen risiko dan operasional berkaitan dengan tata kelola perusahaan. “IFG Life akan menghindari perebutan pangsa pasar serta pricing war,” tambahnya.

Sebagai informasi, setelah menjadi IFG Life, total aset BPUI dari Rp4,7 triliun akan bertambah menjadi Rp72,5 triliun. Sementara itu, total ekuitas perseroan juga meningkat dari Rp1,3 triliun menjadi Rp36,7 triliun. Kemudian pendapatan menjadi Rp4,2 triliun dari sebelumnya Rp127 miliar, dan laba bersih juga akan meningkat dari Rp19 miliar menjadi Rp536 miliar.

Dalam pendiriannya, perusahaan baru ini membutuhkan modal kurang lebih Rp2,4 triliun. Sumber pendanaannya didapatkan dari dua pos, yakni suntikan penyertaan modal negara (PMN) Rp20 triliun, dan funding  atau BPUI sebesar Rp4,7 triliun.