<p>Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi video bersama Komite Stabilitas Sektor Keuangan, di Jakarta Rabu, 1 Maret 2020, (Sumber: https://www.ekon.go.id/)</p>
Nasional

Target Realisasi 90,3 Persen Akhir 2021, Dana PEN Masih Tersisa Rp211,17 Triliun

  • Airlangga Hartarto melaporkan realisasi dana Program PEN hingga 17 Desember 2021 baru mencapai Rp533,6 triliun atau 71,6% dari pagu anggaran Rp744,77 triliun.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan realisasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 17 Desember 2021 baru mencapai Rp533,6 triliun, atau 71,6% dari pagu anggaran Rp744,77 triliun.

Dengan waktu dua pekan tersisa, Airlangga tetap optimistis realisasi dana PEN di atas 90% atau sebesar Rp673,2 triliun. Kini, masih tersisa Rp211,17 triliun yang belum terserap di berbagai program PEN.

"Prognosanya diharapkan tetap 90,3 persen dari pagi yang dicapai berbagai program," ujarnya dalam konferensi pers di Youtube Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin, 20 Desember 2021.

Dia menjelaskan realisasi Klaster Insentif Usaha telah melampaui pagu anggaran menjadi sebesar Rp63,16 triliun (100,5%).

Kemudian, realisasi  Klaster Perlinsos sebesar Rp161,17 triliun (86,4%); Klaster Kesehatan sebesar Rp147,44 triliun (68,6%); Klaster Program Prioritas sebesar Rp87,47 triliun (74,2%); dan Klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp74,36 triliun (45,8%).

Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp147,44 triliun disalurkan untuk diagnostik sebesar 69,4% atau Rp3,13 triliun, therapeutic (insentif dan santunan tenaga kesehatan) sebesar Rp16,43 triliun atau 86,8%, dan vaksinasi sebesar 51,6% atau Rp29,95 triliun.

Sementara itu, realisasi dari klaster Perlinsos yang sebesar Rp161,17 triliun, antara lain digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 98,1% atau Rp27,76 triliun dari pagu Rp28,31 triliun.

Kemudian, Kartu Sembako sebesar 93,3% atau Rp46,54 triliun dari pagu Rp49,89 triliun, BLT Desa sebesar 69,8% atau Rp20,09 triliun dari pagu Rp28,80 triliun, dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 89,1% atau Rp7,84 triliun dari pagu Rp8,80 triliun.

Airlangga menambahkan  sisa dari dana PEN rencananya akan digunakan untuk menyangga pembiayaan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi tahun depan.

Hal itu menyusul merebaknya varian baru COVID-19 Omicron yang pertama kali terdeteksi di Wisma Atlet Jakarta yang bisa saja menggoyang tren pemulihan ekonomi.

"Dalam PEN tahun ini diperkirakan 90 persen, artinyaada 10 sisa anggaran. Nah sisa anggaran itu bisa digunakan untuk tahun depan sebagai buffer perlindungan sosial," terangnya.

Selain konversi sisa dana PEN, pemerintah juga telah menyiapkan ruang fiskal (fiscal space) sebesar Rp52 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 untuk pemulihan ekonomi setelah merebaknya varian baru COVID-19 Omicron.

"Apabila ada efek yang mirip dengan Delta maka pemerintah mempersiapkan fiscal space yang sekarang disiapkan untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional itu adalah Rp52 triliun," terang Airlangga.