Gojek, layanan on-demand dari Grup GoTo dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri), kembali menggelar Apel Keselamatan Berkendara bersama ratusan mitra driver Gojek yang hadir di Jakarta Selatan. Atas dasar kesamaan visi bersama, Gojek telah menjadi pelopor kerja sama dengan Korlantas sejak 2019, untuk memastikan keamanan serta keselamatan penumpang dan mitra driver. Selasa 23 Mei 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Target Saham GOTO Usai Seminggu Tiarap di Level Gocap

  • Sejumlah analis berpandangan saham GOTO yang diparkir di level gocap belakangan ini sebagai peluang. Hal ini didasari oleh big deal bisnis e-commerce dengan TikTok beberapa waktu lalu.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah bertahan di level Rp50 per saham selama seminggu. Meskipun demikian, sejumlah analis saham melihat ini sebagai peluang karena angka tersebut merupakan harga terendah bagi emiten teknologi ini.

Salah satunya adalah CITI Research yang tetap mempertahankan rekomendasi beli. Lembaga riset ini menyatakan GOTO "harus diperdagangkan dengan harga premium" dibandingkan dengan rekan-rekan regionalnya, mengingat "dominasi perusahaan tersebut di Indonesia".

Kendati begitu, CITI menurunkan target saham GOTO ke level Rp95 per saham dari sebelumnya Rp195 per saham. "Kami yakin saham tersebut menawarkan potensi kenaikan yang signifikan dari level saat ini jika perusahaan berhasil melaksanakan strateginya," kata CITI Research dikutip pada Jumat, 5 Juli 2024.  

Pertanyaannya adalah, mengapa CITI menurunkan target harga saham GOTO? Dapat dikatakan bahwa lembaga riset ini menggunakan asumsi yang lebih konservatif. Pasalnya, target harga baru ini setara dengan 1,5 kali perkiraan harga terhadap penjualan untuk tahun keuangan 2026 pada segmen layanan on-demand GOTO. 

Selain itu, target ini juga 12 kali lipat dari proyeksi pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) untuk tahun fiskal 2026 pada bisnis e-commerce GOTO yaitu Tokopedia.

CITI lebih lanjut mencatat bahwa target yang direvisi tersebut adalah 5 kali lipat dari perkiraan pendapatan yang disesuaikan pada tahun 2026 untuk layanan keuangan perusahaan. Angka ini merupakan diskon terhadap perkiraan pendapatan layanan keuangan yang disesuaikan pada tahun 2025 sebesar delapan kali lipat.

CITI juga mencatat bahwa target GOTO tersebut direvisi untuk memperhitungkan kepemilikan baru Tokopedia dan perlakuan akuntansi baru yang diterapkan pada kuartal fiskal pertama tahun 2024.  

Diketahui GOTO telah mencapai kesepakatan senilai US$1,5 miliar untuk menyerahkan kendali atas e-commerce-nya kepada raksasa media sosial Tiongkok, TikTok. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, GOTO telah menjual 75% sahamnya di Tokopedia ke TikTok.

Mengacu berbagai faktor, CITI memperkirakan bahwa emiten berkode saham GOTO akan mencapai EBITDA yang disesuaikan secara positif pada tahun keuangan ini dan mencapai titik impas pada tahun 2026. 

Senada dengan CITI, Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli juga merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp75 per saham. Ia mengungkapkan bahwa untuk tahun ini memang ada sentiment negatif yang masih emiten teknologi ini seperti pelemahan nilai tukar rupiah dan suku bunga yang tinggi. 

Namun, kata dia, GOTO masih mendapatkan sentiment positif dari lini bisnisnya di bidang keungan yaitu GOTO Financial yang akan diperluas melalui buy now pay later (BNPL), serta memonetiasi ekosistem e-commerce lewat kemitraan dengan TikTok. 

GOTO Susah Masuk FCA

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Kamis, 4 Juli 2024, saham GOTO kembali ditutup di Rp50 per saham. Adapun volume perdagangan saham ini masih tebal di level 491,1 juta lembar dan nilai transaksi Rp24,6 miliar.

Mengacu nilai transaksi tersebut, GOTO dijamin idak akan masuk ke papan pemantauan khusus (PPK) dengan mekanisme full call auction (FCA) meski stagnan di harga Rp50 per saham selama tiga bulan berturut-turut. 

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa saham GOTO tidak akan dimasukkan ke dalam FCA meskipun harga saham rata-rata tiga bulannya berada di bawah Rp51 per saham. Hal ini disebabkan oleh likuiditas saham GOTO yang masih di atas rata-rata, yaitu Rp5 juta per hari.

"Walaupun harga rata-rata lebih dari tiga bulan adalah Rp50, tetapi karena masih ada likuiditas, saham GOTO tidak masuk ke FCA," kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Kamis, 4 Juli 2024.

Dia menjelaskan bahwa keputusan ini adalah hasil dari review PPK FCA yang dilakukan oleh BEI. Sebelum review ini, BEI hanya mempertimbangkan harga saham. Namun, dalam proses review, BEI kembali ke tujuan awal untuk memperhatikan investor bermodal kecil.

"Dalam proses review, kami kembali fokus pada tujuan kami, yaitu memperhatikan investor kecil. Memperhatikan investor kecil dilakukan dengan memastikan likuiditas dan pembagian dividen," ujar Jeffrey.

Jeffrey juga menyarankan investor untuk memanfaatkan strategi membeli saham GOTO di bawah Rp50 per saham di pasar negosiasi dan menjualnya pada harga Rp50 per saham jika hal tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

Sejak GOTO mendekap di level Rp50 per saham pada Kamis, 27 Juni 2024, marak terjadi transaksi pasar negosiasi saham ini di level Rp2 per saham dengan jumbo. Di sisi lain, pada penutupan perdagangan kemarin, akumulasi net buy asing saham ini mencapai Rp3,5 miliar.