
Target Saham Indosat (ISAT) Dipangkas Kala Laba dan Pendapatan Melejit
- Saham PT Indosat Tbk (ISAT) mengalami penurunan tajam meskipun perseroan merilis kinerja keuangan 2024 yang cemerlang. Namun, BRI Danareksa Sekuritas justru memangkas target harga saham emiten telekomunikasi tersebut.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Indosat Tbk (ISAT) mengalami penurunan tajam meskipun perseroan merilis kinerja keuangan 2024 yang cemerlang. Namun, BRI Danareksa Sekuritas justru memangkas target harga saham emiten telekomunikasi tersebut.
Perusahaan dengan kode broker OD ini menilai kinerja ISAT pada 2024 lebih rendah dari ekspektasi. Akibatnya, target kinerja dan harga saham Indosat untuk 2025 dipangkas, seiring meningkatnya persaingan pasar dan penurunan daya beli masyarakat.
Indosat sebelumnya mengumumkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 9%, dari Rp4,50 triliun menjadi Rp4,91 triliun hingga akhir 2024. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan yang naik 9,1%, dari Rp51,22 triliun menjadi Rp55,88 triliun.
- Belum 30 Hari Menjabat, Dirjen Migas ESDM Achmad Muchtasyar Dicopot
- Duduk Perkara Penggeledahan Kantor ESDM, Terkait Impor Minyak
- Ombudsman Cium Ketimpangan, Distribusi LPG 3 Kg Masih Jomplang
Menurut penjelasan manajemen ISAT dalam rilis resmi di Jakarta pada Senin, 10 Februari 2025, kenaikan pendapatan berasal dari sektor seluler yang tumbuh 7,5% menjadi Rp47,03 triliun, pendapatan MIDI yang melonjak 23,4% menjadi Rp7,98 triliun, namun pendapatan telekomunikasi tetap justru turun 14,1% menjadi Rp864,4 miliar.
"Realisasi laba ini hanya mencerminkan 92,6% dari target kami dan setara dengan 94,6% dari perkiraan konsensus analis, atau berada di bawah target. Namun, pencapaian pendapatan perseroan sudah sesuai dengan perkiraan," tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Kafi Anananta dan Niko Margaronis, dalam risetnya pada Selasa, 11 Februari 2025
Meskipun demikian, BRI Danareksa Sekuritas merevisi proyeksi pendapatan ISAT menjadi Rp59,91 triliun, lebih rendah dari sebelumnya Rp60,81 triliun. Perkiraan laba bersih juga direvisi turun menjadi Rp5,92 triliun, dari sebelumnya Rp6,28 triliun.
BRI Danareksa Sekuritas menurunkan target harga saham ISAT menjadi Rp3.200, meski tetap memberikan rekomendasi beli, mengingat prospek pertumbuhan yang masih menarik dan kebijakan dividen yang akan diterapkan.
Di sisi lain, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp3.000. Target ini mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan yang tipis tahun lalu dan peningkatan beban akibat ekspansi B2B, serta proyeksi pertumbuhan pendapatan ISAT yang lebih tinggi dibandingkan industri, dengan kenaikan EBITDA diperkirakan lebih dari 10%, meskipun kondisi makro dan kompetisi tetap menantang.
Dari lantai bursa, hingga perdagangan berjalan hari ini pukul 14.11 WIB, saham ISAT terpantau melemah dahsyat 14,06% ke level Rp1.650 per saham. Kondisi melanjutkan tren pelemahan pada penutupan perdagangan kemarin, sehingga saham ini telah turun 30,67% secara year to date.
Kendati demikian, pada perdagangan kemarin, saham ISAT terpantau diakumulasi oleh investor asing dengan total transaksi net buy mencapai Rp10.5 miliar. Dari sisi broker, CLSA Sekuritas menjadi yang paling aktif memborong saham ini dengan transaksi Rp5,9 miliar, disusul OCBC Sekuritas sebesar Rp5,6 miliar dan Kiwoom Sekuritas sebanyak Rp3,3 miliar.