Direktur PT Indutri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat saat memberikan santunan kepada 1000 anak yatim. Ini merupakan salah satu kegiatan CSR yang rutin dilaksanakan. Jakarta 27 Maret 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Target Saham Sido Muncul (SIDO) di Tengah Tren Positif Minuman Berenergi

  • Produk minuman berenergi Sido Muncul (SIDO) mayoritas menembus pasar ekspor terutama di Nigeria dan Malaysia.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), pabrikan jamu dan minuman berenergi Kukubima, dilaporkan menghadapi penurunan kinerja kuartalan pada periode April-Mei 2024 karena pengaruh musiman. 

Namun, kinerja tahunan Sido Muncul menunjukkan peningkatan. Analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya kinerja yang kuat itu dipicu oleh permintaan yang tinggi untuk minuman berenergi. Bahkan, permintaan ini mampu melebihi produk herbal.

“Kami baru saja bertemu dengan CFO baru Sido Muncul (SIDO), Budiyanto, untuk membahas tentang kinerja bisnis dan strategi pertumbuhannya,” kata Vanessa melalui riset terbaru dikutip pada Selasa, 3 Juni 2024. 

Vanessa bilang Sido Muncul berharap tren positif dapat berlanjut hingga Juni. Sehingga kinerja perseroan sesuai dengan target untuk Januari-Juni 2024. “Penjualan dan laba Sido Muncul tahun ini ditargetkan untuk tumbuh lebih dari 10% (yoy),” jelasnya. 

Kinerja apik SIDO, kata Vanessa, bisnis minuman berenergi yang mayoritas menembus pasar ekspor terutama di Nigeria dan Malaysia, mampu melebihi produk herbal perseroan. “Segmen minuman energi pada kuartal II-2024, yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk herbal,” jelasnya. 

Meskipun margin bisa terpengaruh negatif oleh produk minuman energi yang memiliki margin lebih rendah, dampaknya dapat dikelola perseroan karena harga bahan baku tetap stabil. 

Di sisi lain, SIDO juga terus memperhatikan pertumbuhan di segmen produk herbal, seiring meningkatnya aktivitas perjalanan selama periode liburan. “Tidak ada gangguan dalam pasokan bahan baku impor terkait dengan peraturan terbaru dari Kementerian Perdagangan,” sebut Vanessa.

Dari lantai bursa, saham Sido Muncul diperdagangkan pada P/E 2024 sebesar 17 kali atau standar deviasi (SD) -1 dari rata-rata 5 tahun. Adapun pada perdagangan Senin, 3 Juni 2024, emiten ini ditutup menguat 0,70% ke level Rp715 per saham. 

Oleh sebab itu, RHB Sekuritas meningkatkan rekomendasi saham SIDO menjadi beli dari netral. Target sahamnya pun ditetapkan sebesar Rp800 per saham, yang sudah mencakup premi ESG sebesar 8%. Artinya, investor berpotensi untung 11.89%. 

Perluas Pangsa dan Pasar Ekspor

Selain dampak positif dari minuman berenergi, saham SIDO juga akan mendapat dorongan dari upaya pemasaran yang ditingkatkan untuk produk herbal seperti Tolak Angin. Sejak Mei 2024, perseroan telah menyuplai produk ini secara langsung ke Alfamart, yang dimiliki oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Selain itu, Sido Muncul yang berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah ini juga akan memulai pendekatan serupa ke Indomaret, yang dimiliki oleh PT Indomarco Prismatama, anak perusahaan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), pada bulan Juli 2024 mendatang.

Inisiatif SIDO tersebut diperkirakan dapat meningkatkan ketersediaan produk dan memperkuat margin. Pasalnya, jaringan swalayan modern mampu menyumbang 16% terhadap penjualan perseroan. 

SIDO juga akan memperluas jaringannya di luar Jawa, setelah berhasil melakukan ekspansi ke Sumatra. “Di sisi saluran digital, yang berkontribusi 4% terhadap pendapatan, perseroan telah berhasil membuka dua toko resmi di e-commerce,” papar Vanessa. 

Sementara itu, SIDO berencana untuk meningkatkan porsi ekspornya menjadi 15% dalam 3-5 tahun ke depan. Pada kuartal I-2024, porsi ekspornya mencapai 7%. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan memperluas varian produknya, termasuk produk permen.

Selain itu, SIDO juga berencana untuk mengekspor Tolak Angin ke Vietnam pada kuartal III-2024, serta berpotensi masuk ke negara-negara di Afrika Barat seperti Togo, Kamerun, dan Kenya. “Saat ini, SIDO dalam proses meningkatkan kapasitas pabrik farmasi, setelah mencapai tingkat utilisasi 80%,” jelas Vanessa.

Perlu dicatat, risiko yang bakal dihadapi SIDO  adalah potensi kemarau yang panjang, yang dapat memengaruhi penjualan Tolak Angin, karena cenderung lebih diminati saat musim hujan. 

Namun, SIDO memperkirakan bahwa musim kemarau akan berdampak positif terhadap penjualan beberapa produk lainnya, seperti minuman energi Alang Sari Cool, dan Tolak Batuk. Dengan demikian, perseroan dapat mengurangi dampak negatif dari musim kemarau.