Ilustrasi obligasi hijau.
Energi

Targetkan NZE Sektor Industri Lebih Cepat di 2050, Ini Strategi Menteri Perindustrian

  • Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol karbon di sektor industri dapat tercapat pada 2050 atau 10 tahun lebih cepat dibandingkan target NZE nasional pada 2060.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan strategi guna mencapai net zero emission (NZE) atau bebas emisi pada sektor industri pada tahun 2050.

Agus menjelaskan, pihaknya memang menargetkan NZE pada sektor industri bakal terjadi tahun 2050 atau 10 tahun lebih cepat dari target pemerintah 2060.

“Ini wajar saja kalau banyak pihak yang skeptis, tapi kami yakin bahwa kami bisa achieve NZE pada tahun 2050, karena kami sudah memiliki strategi untuk mencapai hal tersebut,” ujarnya dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS), di Jakarta, Kamis 19 September 2024.

Adapun, strategi yang dikatakan Agus meliputi beberapa faktor seperti pendanaan, teknologi, dan kebijakan pemerintah terkait emisi.

Saat ini, kata Agus pihaknya tengah merumuskan beberapa kebijakan salah satunya mengenai batas atas emisi untuk industri dan kebijakan nilai ekonomi karbon (NEK) guna mencapai tujuan bebas emisi di sektor industri pada tahun 2050.

Lebih lanjut, Agus mengharapkan adanya dukungan bukan dari pemerintah dan asosiasi, tapi juga dari sektor lainnya untuk mewujudkan NZE sektor industri pada tahun 2050.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol karbon di sektor industri dapat tercapat pada 2050 atau 10 tahun lebih cepat dibandingkan target NZE nasional pada 2060.

Berdasarkan data yang ditunjukkan Kemenperin, tingkat emisi gas rumah kaca sektor industri pada 2022 mencapai 238,1 juta ton CO2e atau naik dibandingkan 2021 sebesar 222,9 juta ton CO2e.

Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor industri di Indonesia sepanjang 2015-2022 sebesar 8-20% dibandingkan dengan total emisi GRK nasional.

Adapun, komposisi sumber emisi sektor manufaktur tahun 2022 paling besar yakni energi industri (64%), limbah industri (24%) dan Industrial Process and Product Use (12%).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, Indonesia memerlukan tindakan tegas untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca.