Targetkan Tol Trans Sumatra Rampung pada 2024, Hutama Karya Diguyur PMN Jumbo Rp50,35 Triliun
PT Hutama Karya (Persero) diguyur suntikan berlimpah dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi itu secara keseluruhan Rp50,35 triliun.
Korporasi
JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) diguyur suntikan berlimpah dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi itu secara keseluruhan Rp50,35 triliun.
Dana itu terdiri PMN Tambahan sebesar Rp19 triliun dan proyeksi PMN 2022 Rp31,35 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan Hutama Karya menyelesaikan konstruksi jalan tol Trans Sumatera sebelum 2024.
“Hutama Karya ini punya penguasan yang tinggi dari pemerintah, maka dari itu PMN yang kami berikan tinggi. Targetnya bisa hubungkan Sumatera sebelum 2024,” kata Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis, 8 Juli 2021.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Hutama Karya dibebankan tugas untuk menggarap proyek jalan tol dengan total panjang 2.974 kilometer (km). Tol tersebut terbagi menjadi dua koridor utama sepanjang 2.046 km dan koridor pendukung sepanjang 928 km.
Selain itu, Erick beralasan tingginya dana PMN untuk Hutama Karya disebabkan kondisi keuangan perseroan yang memburuk. Erick menilai keputusan pemerintah tidak menyuntik PMN pada Hutama Karya pada 2017-2018 membuat cash flow perseroan menjadi terbatas.
Untuk mengerjakan jalan Tol Trans Sumatera tahap 1 saja, Mantan Bos Inter Milan menyebut perlu dana setidaknya Rp68 triliun. Maka dari itu, PMN jumbo untuk Hutama Karya digelontorkan untuk memperkuat aspek ekuitas perseroan.
“Aset dan utang di Hutama Karya ini meningkat pesat, namun ekuitasnya tidak demikian. Kondisi keuangannya tidak sehat dan perlu PMN untuk memperbaikinya,” ucap Erick.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada 2020, Hutama Karya tercatat harus menanggung kerugian bersih Rp2,09 triliun. Angka itu berbanding terbalik dengan capaian 2019 di mana perseroan berhasil mencetak laba bersih Rp1,99 triliun.
Meningkatnya biaya keuangan akibat pembayaran beban bunga pinjaman sebesar Rp2,55 triliun atau tumbuh 215% year on year (yoy) menjadi asal muasal kerugian Hutama Karya. Di saat yang bersamaan, pendapatan Hutama Karya juga merosot dari Rp26,39 triliun pada 2019 menjadi Rp21,64 triliun pada 2020.
Untuk diketahui, Hutama Karya merupakan BUMN yang diemban tugas menyelesaikan jalan tol trans Sumatera. Ketentuan itu termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 100 tahun 2014 seta Perpres nomor 117 tahun 2015.