<p>Ilustrasi cukai rokok dan cukai hasil tembakau (CHT) / Shutterstock</p>
Industri

Tarif Cukai Naik di Bawah Ekpektasi, Saham-Saham Rokok Terbang Tinggi

  • Terbukti, pada perdagangan sesi I hari ini, saham-saham emiten rokok kompak menguat dengan kenaikan rata-rata 4%.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Pemerintah akhirnya resmi mengumumkan kenaikan tarif cukai 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, cukai hasil tembakau (CHT) resmi dinaikkan menjadi 12,5%.

“Di mana terdiri dari SPM (Sigeret Putih Mesin) golongan 1 akan dinaikkan CHT 18,4%, untuk SPM golongan 2a akan dinaikkan CHT 16,5%, untuk SPM golongan 2b akan naik 18,1%” tutur Sri dalam konferensi pers virtual, Kamis, 10 Desember 2020.

Kenaikan itu di bawah ekspektasi pasar yang sebelumnya menduga bahwa tarif cukai bakal naik di rentang 17%-21%.

Namun demikian, investor juga sepertinya sudah menebak soal kenaikan hasil pengumuman itu. Terbukti, pada perdagangan sesi I hari ini, saham-saham emiten rokok kompak menguat dengan kenaikan rata-rata 4%.

Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) menjadi yang paling gacor dengan peningkatan harga 7,5% atau 45 poin ke level Rp640 per lembar. Sepanjang perdagangan, saham WIIM membukan total transaksi Rp114,7 miliar.

Adapun volume saham yang dijual-belikan hari ini mencapai 180 juta dengan frekuensi transaksi sebanyak 11.020 kali. Investor asing turut mencatatkan aksi net buy di saham WIIM Rp1,68 miliar.

RHB Sekuritas Indonesia menjadi top net buyers saham WIIM dengan total pembelian Rp8,1 miliar. Sementara top net sellers dalam saham ini adalah Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang telah menjual sejumlah Rp10,8 miliar.

Kenaikan tertinggi kedua pada saham rokok dinikmati oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Pada perdagagangan sesi I hari ini, saham GGRM berhasil menguat 3,78% atau 1.800 poin ke level Rp49.400 per lembar.

Sepanjang sesi, saham GGRM diperdagangkan sebanyak 9.313 kali dengan volume saham terjual 5,9 juta. Dengan catatan itu, total transaksi yang berhasil dibukukan GGRM saat ini mencapai Rp289 miliar.

Namun berbeda dengan WIIM, investor domestik kini lebih dominan dalam aksi beli di saham GGRM dengan nilai Rp278,7 miliar. Sedangkan investor asing justru mencatatkan net sell Rp42,32 miliar.

Macquarie Sekuritas Indonesia bertengger sebagai top net buyers saham GGRM dengan nilai mencapai Rp796,9 juta. Sedangkan Mirae Asset kembali menjadi top net sellers dengan nilai jual Rp379,9 juta.

HMSP dan RMBA

Menyusul di bawah GGRM, ada PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) yang naik 14 poin atau 3,74% ke level Rp388 per lembar. Sepanjang sesi, saham RMBA telah diperdagangkan sebanyak 168 kali dengan volume saham terjual sebesar 757.200.

Dengan demikian, total transaksi saham RMBA di sesi I hari ini mencapai Rp295,3 juta. Di mana investor asing mencatatkan aksi jual Rp7,69 juta.

BNI Sekuritas menjadi top net buyers Rp72,8 juta. Sedangkan Mandiri Sekuritas menjadi top net sellers dengan nilai Rp114,6 juta.

Terakhir ada saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang juga melesat 3,06% atau 55 poin ke level Rp1.850 per lembar. HMSP tercatat membukukan total transaksi hingga Rp541,4 miliar dengan frekuensi 26.137 kali dan volume saham terjual 291,4 juta.

Investor asing keluar dari saham HMSP senilai Rp26,62 miliar. Top net buyers HMSP digenggam oleh Macquarie Sekuritas Indonesia dengan nilai beli Rp17,6 miliar. Sedangkan top net sellers digenggam oleh UOB Kay Hian Sekuritas dengan nilai Rp20,1 miliar.