<p>Produk-produk makanan ringan yang diproduksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. / Tpsfood.id</p>
Korporasi

Taro Tetap Gurih, PT FKS Food Sejahtera Kantongi Laba Bersih Rp1,2 Triliun

  • Produsen makanan ringan Taro, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) membukukan penjualan sebesar Rp1,2 triliun pada 2020. Penjualan emiten yang dahulu bernama PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk ini turun 15,23% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,51 triliun. Kendati demikian, laba bersih perusahaan berhasil mengalami kenaikan pada 2020.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Produsen makanan ringan Taro, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) membukukan penjualan sebesar Rp1,2 triliun pada 2020. Penjualan emiten yang dahulu bernama PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk ini turun 15,23% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,51 triliun. Kendati demikian, laba bersih perusahaan berhasil mengalami kenaikan pada 2020.

Penjualan AISA sepanjang 2020 didominasi dari segmen makanan pokok yang menyumbang Rp789,60 miliar. Sementara segmen bisnis makanan ringan berkontribusi sebesar Rp570,04 miliar.

Laba bersih perusahaan terungkit 6,2% yoy dari Rp1,13 triliun pada 2019 menjadi Rp1,20 triliun pada 2020. 

Beban Perusahaan Turun

Keberhasilan AISA mengerek laba bersih tidak lepas dari strategi meredam beban usaha pada 2020. Beban pokok penjualan AISA menyusut 9% dari Rp1,06 triliun pada 2019 menjadi Rp965,17 miliar pada 2020.

Beban usaha perusahaan secara beriringan menurun menjadi Rp480 miliar pada 2020 dari sebelumnya Rp538 miliar pada 2019. Penurunan beban terbesar ada pada jenis beban lainnya yang menyusut 76,7% menjadi Rp74 miliar dari sebelumnya Rp322 miliar pada 2019.

Sementara total aset AISA terpantau tumbuh menjadi Rp2 triliun pada 2020 dari sebelumnya Rp1,86 triliun pada 2019. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada jenis aset lancar dari Rp474 miliar pada 2019 menjadi Rp695 miliar pada 2020.

Bayar Utang, Liabilitas AISA Susut

Direktur Utama (Dirut) PT FKS Food Sejahtera Lim Aun Seng menjelaskan, perusahaan telah melakukan pelunasan atau buy back terhadap sebagian utang obligasi, sukuk ijarah I, dan sukuk Ijarah II pada 22 Desember 2020.

Pelunasan nilai pokok utang dan bunga tersebut menghabiskan dana sebesar Rp1,9 triliun melalui skema call option dengan harga pelaksanaan sebesar Rp477 miliar.

Selain itu, perusahaan juga melakukan pembayaran utang bank dengan nilai pokok dan bunga sebesar Rp989 miliar melalui skema call option dengan harga pelaksanaan sebesar Rp297 miliar.

“Maka dampak pelunasan ini terhadap penurunan saldo liabilitas di dalam laporan keuangan tercatat lebih dari 20%,” tulis Lim dalam keterangan resmi yang dilansir Selasa, 6 April 2021.

Liabilitas jangka pendek perusahaan pada 2020 mencapai Rp855 miliar dari sebelumnya Rp1,1 triliun pada 2019. Kemudian liabilitas jangka panjang yang naik tipis dari Rp2,37 triliun pada 2019 menjadi Rp3,27 triliun pada 2020.

Maka, secara keseluruhan liabilitas AISA merosot 66,4% dari Rp3,5 triliun pada 2019 menjadi Rp1,18 triliun pada 2020.