Task Paralysis: Ketika Otak Tak Mampu Bekerja Karena Terlalu Banyak Tugas
- Mengapa task paralysis bisa terjadi?
Gaya Hidup
JAKARTA - Apakah Anda pernah berada di situasi dimana begitu banyak tugas menunggu untuk diselesaikan dan semuanya penting namun alih-alih mulai mengerjakan satu-persatu otak Anda malah kehilangan kemampuan untuk mengerjakan satu tugaspun?
Dalam dunia psikologi, ada istilah untuk menyebut kondisi ini yaitu task paralysis atau kelumpuhan tugas. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai overwhelm freeze atau pembekuan yang luar biasa.
Seperti dilansir dari laman website New York Times pada Jumat, 28 April 2023, Dr Ellen Hendriksen seorang asisten profesor klinis di Boston University’s Center for Anxiety and Related Disorders mengatakan bahwa respon ini adalah salah satu bagian dari pertahanan diri "fight, flight, or freeze" melawan, lari, atau diam. Respon ini muncul ketika kita merasa tugas atau banyaknya tugas yang harus kita hadapi sebagai sebagai ancaman.
- MinyaKita Banyak Dijual di Atas HET, Satgas Pangan: Masih dalam Toleransi
- Mudik Lebaran 2023, Sri Mulyani Ungkap Pemerintah Gelontorkan Rp96,7 T untuk Jalan Tol dan Kereta Api
- Kuartal I-2023, 24 Persen Pembiayaan BSI Implementasikan Keuangan Berkelanjutan
- Masih Ada Kekhawatiran Krisis Perbankan di AS, Kurs Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini
"Tubuh kita bereaksi terhadap ancaman dengan cara yang sama, apakah ancaman itu eksternal, seperti harimau bertaring tajam, atau ancaman itu internal," katanya.
“Dengan daftar tugas yang sangat banyak, ancaman itu bisa berupa ancaman kegagalan, atau bisa juga ancaman mengecewakan orang lain. Itu bisa menjadi ancaman merasa bodoh atau tidak kompeten karena kita tidak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana melakukan sesuatu.” tambahnya.
Lebih lanjut Dr Hendriksen menjelaskan bahwa kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun cenderung lebih dirasakan oleh orang-orang dengan perfeksionisme. “Dalam perfeksionisme, kita terlalu mengidentifikasi diri dengan kinerja kita,” kata Dr. Hendriksen. "Jika kita secara tidak sadar berpikir bahwa kita adalah apa yang kita lakukan, maka apa yang harus kita lakukan menjadi jauh lebih rumit."
Mengapa task paralysis bisa terjadi?
Ketika seseorang menghadapi jenis kecemasan ini, pusat eksekutif otak kehilangan kendali. Bagian otak yang sangat penting untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengaturan diri, juga menjaga bagian otak yang lebih emosional yaitu korteks prefrontal kurang berfungsi optimal selama masa stres.
Keseimbangan bergeser ke daerah seperti amigdala, yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ancaman. Amigdala dapat mulai mengambil alih. Inilah alasan mengapa seseorang bisa merasakan task paralysis ketika dihadapkan pada tugas yang banyak dan kesemuanya penting untuk segera di selesaikan.