Tawarkan Internet Tak Terbatas: Berikut Biaya, Kecepatan, dan Cara Pesan Layanan Starlink
- Uji coba di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di Ibu Kota Nusantara (IKN) menunjukkan laju internet Starlink hanya mencapai maksimal 80 Mbps
Tekno
JAKARTA - Layanan internet satelit Starlink yang dikelola oleh SpaceX milik Elon Musk, telah menarik perhatian banyak orang dengan janji manis kecepatan internet tinggi dan cakupan luas.
Pengguna kini memiliki opsi untuk memesan layanan internet satelit Starlink melalui situs resminya www.starlink.com.
Starlink menawarkan paket "standar" unlimited seharga Rp750.000 per bulan serta biaya perangkat keras sebesar Rp7.800.000.
Dilansir dari website resminya, Selasa 21 Mei 2024, saat ini ada diskon menarik untuk layanan Starlink bagi pelanggan rumah dan layanan internet untuk penjelajahan.
Penawaran khusus ini tersedia untuk pelanggan awal yang akan berakhir pada tanggal 10 Juni.
Dalam penawaran ini, perangkat keras Starlink, yang biasanya dibanderol Rp7.800.000 dapat diperoleh dengan harga Rp4.680.000.
Starlink juga menyediakan layanan internet perairan bagi kapal-kapal untuk tetap terhubung di tengah lautan.
Layanan ini ditawarkan dengan biaya bulanan mulai dari Rp4.345.000, dan pembelian perangkat keras sebesar Rp43.721.590.
Layanan ini menjanjikan konektivitas internet yang andal, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel tradisional.
Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh calon pelanggan. Salah satunya adalah kecepatan aktual yang diterima mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti kondisi cuaca, kepadatan pengguna di suatu wilayah, serta letak geografis yang dapat mempengaruhi sinyal satelit.
Seberapa Cepat Starlink?
Starlink tidak secara spesifik merinci kecepatan internet untuk pelanggan pribadi.
Namun, untuk sektor bisnis, mereka menyebutkan kecepatan unduhan mencapai 40-220 Mbps, kecepatan unggahan mencapai 8-25 Mbps, dan latensi 20-60 milidetik.
Variasi ini menunjukkan bahwa kecepatan internet Starlink dapat sangat bergantung pada lokasi dan jumlah pengguna yang terhubung pada waktu tertentu.
Uji coba di Indonesia menunjukkan hasil yang beragam. Di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di Ibu Kota Nusantara (IKN), laju internet Starlink hanya mencapai maksimal 80 Mbps.
Kecepatan di atas serupa dengan kecepatan internet kabel lokal di beberapa daerah, sehingga tidak selalu menawarkan peningkatan signifikan.
Di Amerika Serikat, tes kecepatan diwilayah Ookla pada bulan November 2023 menunjukkan kecepatan rata-rata Starlink sekitar 79 Mbps, yang juga menunjukkan variasi tergantung pada kepadatan pengguna dan kondisi geografis.
Di beberapa lokasi, pengguna melaporkan kecepatan yang lebih rendah dari yang diiklankan, yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor seperti interferensi cuaca, pengaturan perangkat, dan jumlah pengguna yang terhubung ke satelit yang sama.
Di sisi lain, di daerah-daerah terpencil di mana infrastruktur internet tradisional kurang berkembang, Starlink dapat memberikan akses internet yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pilihan yang tersedia sebelumnya.
Oleh karena itu, meskipun hasilnya bisa bervariasi, Starlink tetap menawarkan solusi yang menarik, terutama untuk kawasan yang sulit dijangkau oleh layanan internet konvensional.