Menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Korporasi

TBIG Siap Tampung Untung Pasca EXCL-FREN Merger

  • Kontribusi pendapatan TBIG dari EXCL atas jasa sewa menara mencapai 18,6%. Sementara itu, FREN berkontribusi sebesar 14,1%.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menilai bahwa penggabungan usaha atau merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perseroan.

Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure, Herman Setya Budi mengatakan pada tiga bulan pertama tahun ini, kontribusi pendapatan TBIG dari EXCL atas jasa sewa menara mencapai 18,6%. Sementara itu, FREN berkontribusi sebesar 14,1%.

Namun, kata dia, sumber pendapatan terbesar TBIG berasal dari Telkomsel, dengan kontribusi sebesar 33,3%. Baru kemudian Indosat yang menyumbang 25,7% terhadap pendapatan TBIG. Ia juga menyebut aksi korporasi itu bukan kali pertama terjadi merger operator seluler di Indonesia.

"Dua tahun lalu juga terjadi merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan Hutchison 3 Indonesia. Jika dilihat, merger ini akan membuat industri telekomunikasi semakin sehat, sehingga dalam jangka menengah dan panjang akan baik," ujarnya di Jakarta pada Kamis, 30 Mei 2024.

Dia menambahkan, bagi TBIG, meskipun akan terjadi pengurangan infrastruktur dari EXCL-FREN dalam jangka pendek, akan ada pertumbuhan pada saat yang sama. Menurutnya, dengan semakin sehatnya operator seluler, TBIG melihat efek dari merger ini akan sangat positif dalam jangka menengah dan panjang.

Sementara itu, Direktur Tower Bersama Infrastructure, Helmy Yusman Santoso, mencatat bahwa dari pengalaman merger antara Indosat dan Hutchison 3 Indonesia, permintaan menara dari operator seluler tersebut meningkat setelah konsolidasi. 

Helmy yakin bahwa konsolidasi operator seluler ini akan meningkatkan pendapatan TBIG di masa depan. "Begitu mereka selesai konsolidasi, mereka akan gas lagi. Contohnya Indosat, mereka perlu konsolidasi setahun, setelah itu mereka kembali memesan lebih banyak," jelas Helmy.

Valuasi Dahsyat

Merger EXCL dan FREN diproyeksikan bakal menciptakan entitas telekomunikasi terbesar kedua di Tanah Air. Menurut sumber Business Today, valuasi penggabungan dua perusahaan ini mencapai US$3,5 miliar atau Rp56,23 triliun. (Asumsi kurs Rp16.066 per dollar AS).

“Pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom sedang mendiskusikan struktur transaksi potensial yang akan menciptakan entitas senilai US$3,5 miliar dengan sekitar 100 juta pelanggan,” kata sumber Business Today tersebut dikutip Senin, 28 Mei 2024. 

Dilansir dari ocbc.id, valuasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengukur nilai suatu perusahaan dengan melihat bagaimana manajemen keuangan dan performa ekonominya. valuasi dilakukan secara berkala karena keadaan ekonomi suatu perusahaan pasti berbeda di setiap periodenya.

Sebelumnya, manajemen EXCL mengatakan aksi korporasi ini dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.

"Axiata meyakini bahwa MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia," ujar melalui keterbukaan informasi.