<p>Foto oleh Pinterest</p>
Bercocok Tanam

Tebu, Selain Manis Ternyata Kaya Manfaat, Ini Penjelasanya!

  • Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan tanaman tebu. Tebu merupakan salah satu tanaman yang banyak di jumpai di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Barat tanaman ini disebut Tiwu, sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan sebutan Tebu atau Rosa. Tanaman […]

Bercocok Tanam

demfarm

demfarm

Author

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan tanaman tebu. Tebu merupakan salah satu tanaman yang banyak di jumpai di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Barat tanaman ini disebut Tiwu, sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan sebutan Tebu atau Rosa.

Tanaman tebu memiliki klasifikasi sebagai berikut:

  • Kingdom: Plantae (tumbuhan)
  • Sub Kingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu/ monokotil)
  • Sub Kelas: Commelinidae
  • Ordo: Poales
  • Famili: Graminae atau Poaceae (suku rumput-rumputan)
  • Genus: Saccharum
  • Spesies: Saccharum officinarum Linn

Tanaman tebu banyak dibudidayakan sebagai bahan baku industri gula. Tanaman ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Cara membudidayakan tanaman tebu pun termasuk mudah dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Kali ini Demfarm.id akan mengulas informasi seputar tanaman ini. Simak selengkapnya di bawah ini, ya!

Tebu Sebagai Bahan Baku Produksi Gula

Indonesia telah menetapkan gula sebagai komoditas khusus (special products) bersama beras, jagung dan kedelai dalam perundingan World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia. Oleh karena itu, tebu sebagai bahan baku produksi gula merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting di Indonesia.

Dalam produksi sari tebu, tanaman tebu yang akan diproses adalah bagian batang yang mengandung gula (sukrosa) agar ekstrak sari tebu keluar. Nilai rendemen tebu merupakan faktor penting dalam pembuatan gula. Semakin besar rendemen, maka semakin banyak gula yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sari tebu adalah kondisi tanah, iklim, curah hujan, ketinggian tempat, varietas, pemeliharaan tanaman, pengangkutan dan penanganan sebelum giling.

Gula sukrosa merupakan karbohidrat yang termasuk disakarida. Sukrosa dihasilkan dari sintesa biokimia antara 2 buah monosakarida yaitu D-Glukosa dan D-Fruktosa. Monosakarida pembentuk sukrosa tersebut dihasilkan oleh tebu melalui proses fotosintesis gas CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari.

Data Produksi Tebu Gula Indonesia

Konsumsi gula di Indonesia terbilang tinggi dan akan terus meningkat. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) memprediksi konsumsi gula Indonesia mencapai setara dengan 7,2 juta ton gula mentah di tahun 2020/2021.

Konsumsi gula tersebut dipakai untuk memenuhi beberapa kebutuhan seperti konsumsi manusia yang diperkirakan sebesar 3,2 juta ton gula pasir atau setara dengan 3,4 juta ton gula mentah.

Lalu untuk kebutuhan industri setara 3,7 juta gula mentah. Sehingga konsumsi gula per kapita Indonesia diperkirakan 13 kilogram per tahun per kapita.

Sayangnya, tingginya konsumsi tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan produksi. Produksi gula justru terus mengalami penurunan. CIPS memprediksi produksi gula Indonesia akan menurun di tahun 2020-2021 menjadi 2,05 juta ton.

Kepala Peneliti CIPS Felippa Amanta menyebutkan, penurunan produksi gula Indonesia antara lain disebabkan semakin menyempitnya lahan kebun tebu.

“Luas lahan kebun untuk tebu sudah menurun sejak tahun 2015 hingga 2019. Alhasil akibatnya produksi gula dari tebu menurun sekitar 2,53 juta ton di tahun 2015 menurun menjadi 2,23 juta ton di tahun 2019,” ujar Felippa dalam CIPSEvent Webinar secara virtual, Kamis (29/4/2021), dikutip dari Kompas.com.

Lebih rinci dia menyebutkan, pada 2016 produksi gula dari perkebunan tebu Indonesia mencapai 2,36 juta ton. Angka ini kembali turun menjadi 2,19 juta ton di tahun 2017 dan turun kembali menjadi 2,17 juta ton di tahun 2018.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kemenperin Supriadi juga menyampaikan hal senada. Produksi pabrik gula nasional yang tidak diiringi dengan luas lahan tebu sebagai bahan baku membuat kapasitas pabrik gula menjadi tidak optimal.

Terdapat 62 pabrik gula di dalam negeri yang meliputi 43 pabrik gula BUMN dan 19 pabrik gula swasta. Adapun rata-rata kapasitas sebesar 316 ribu ton cane day (TCD). Jika produksi dimaksimalkan bisa mencapai 3,5 juta ton.

“Tapi, lahan tebu semakin berkurang, sementara penambahan investasi pabrik gula cukup besar. Tidak dibarengi penambahan lahan perkebunan tebu. Sehingga, bahan baku masih kurang dan harus impor,” jelas Supriadi, Kamis (29/4/2021) dikutip dari Mediaindonesia.com.

Selain itu, lahan tebu di Pulau Jawa semakin turun. Sehingga produksi tebu turun. Pada 2020, tingkat rendemen atau kadar gula dalam tebu masih rendah, yakni 7,1%.

Pada 2015, luas lahan tebu mencapai 0,46 juta ha. Kemudian pada 2019, luas lahan turun menjadi 0,41 juta ha.

Kemenperin mencatat kebutuhan gula nasional saat ini mencapai 6,2 juta ton. Untuk industri makanan dan minuman, serta farmasi sebesar 3 – 3,2 juta ton. Lalu, konsumsi rumah tangga 2,8 – 3 juta ton, berikut industri kecil dan menengah 500 ribu ton.

Produksi gula kristal rafinasi dalam negeri sebanyak 2,13 juta ton. Sementara itu, produksi gula kristal raw sugar sebanyak 3,2 juta ton dari 11 pabrik gula rafinasi. Kekurangan gula nasional ditutupi dengan impor gula sebesar 3,8 – 4 juta ton.

“Yang kemarin (Maret 2021), diimpor dalam bentuk raw sugar agar ada nilai tambah dalam negeri. Itu sebanyak 680 ribu ton dan diberikan dalam rangka fasilitas investasi pada pabrik gula baru,” terangnya.

Jenis-Jenis Tanaman Tebu

Terdapat beberapa jenis tanaman tebu, namun yang paling umum dibudidayakan di Indonesia ada tiga jenis, yaitu:

1. Tebu Kuning

Tebu kuning dikenal dengan istilah tebu Morris. Tebu kuning memiliki kulit yang keras dan ruas yang panjang. Warna air tebu ini hijau gelap dan keruh serta terkenal dengan rasanya yang manis. Pada bagian pucuknya terdapat miang (bulu halus).

Tebu kuning berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, jenis tebu ini lebih banyak dijumpai dibandingkan jenis tebu lainnya. Selain itu, harga jualnya cukup tinggi sehingga banyak petani yang membudidayakannya. Biasanya, para petani tebu menanam jenis tebu ini untuk memasok bahan baku ke berbagai industri seperti industri gula, industri pangan, industri minuman dan lain-lain. 

2. Tebu Hitam

Tebu hitam juga dikenal dengan nama tebu ireng. Ireng dalam bahasa Jawa berarti hitam. Tebu ini memiliki warna batang yang didominasi oleh warna ungu gelap dan ada pula yang berwarna merah tua.

Tidak seperti air tebu jenis lainnya yang berwarna putih kekuning-kuningan, tebu hitam memiliki kandungan air berwarna kecoklatan dan gelap. Dari sisi diameter batangnya pun juga berbeda, tebu hitam memiliki diameter batang lebih kecil dibandingkan dengan jenis tebu lainnya.

3. Tebu Telur

Sebenarnya tebu satu ini bukanlah jenis tebu karena tidak memiliki batang yang manis dan panjang sebagaimana tebu pada umumnya, namun jenis tebu telur ini juga banyak ditanam di Indonesia.

Banyak yang menyebut tebu telur ini termasuk kedalam kelompok tanaman sayuran dan berbeda dari tebu lainnya. Tapi masyarakat sudah banyak mengenalnya dengan sebutan “tebu”.

Tebu telur ini biasa dimasak menjadi makanan. Di daerah pedesaan atau wilayah yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, biasanya bagian daun tanaman tebu digunakan sebagai bahan pembakaran.

Manfaat Mengonsumsi Tebu

Selain digunakan sebagai bahan baku dalam industri gula, kandungan air dalam batang tebu juga sering dikonsumsi secara langsung. Kandungan gula alaminya dapat membuat tubuh merasa segar dan bertenaga, apalagi jika diminum saat cuaca panas.

Mengonsumsi air tebu juga ternyata punya banyak manfaat bagi tubuh. Dalam 100 ml air tebu terkandung sekitar 80 kalori dan beragam nutrisi, yakni karbohidrat, gula (sukrosa dan fruktosa), protein, kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.

Selain itu, air tebu juga mengandung natrium, zinc, mangan, serta beragam antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan karotenoid. Dikutip dari Alodokter.com, berikut beberapa manfaat mengonsumsi air tebu untuk kesehatan:

1. Meningkatkan Energi

Air tebu merupakan salah satu sumber gula dan karbohidrat terbaik. Kandungan gula alami sukrosa dan fruktosa dalam air tebu dapat menghasilkan energi bagi tubuh, sehingga Anda bisa lebih bersemangat dalam beraktivitas. Selain itu, air tebu juga dapat mencegah dehidrasi. Oleh karena itu, air tebu cocok diminum saat sedang kelelahan atau setelah berolahraga agar tubuh bisa kembali segar.

2. Menangkal Efek Radikal Bebas

Air tebu merupakan salah satu minuman yang kaya akan antioksidan. Kandungan ini diketahui mampu melindungi sel-sel tubuh dari efek paparan radikal bebas yang dapat memicu beragam penyakit, misalnya kanker. Namun, Anda disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi air tebu, karena minuman ini mengandung banyak gula.

3. Melancarkan Sistem Pencernaan

Tebu mengandung serat yang baik untuk melancarkan pencernaan. Serat pangan pada tebu diketahui baik untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti sembelit. Untuk mendapatkan manfaat air tebu yang satu ini, Anda bisa menambahkan sedikit ampas tebu ke dalam air tebu ketika mengonsumsinya.

4. Memelihara Fungsi Hati

Di beberapa negara, seperti India, air tebu telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan gangguan fungsi hati. Tak hanya itu, sebuah penelitian juga menyatakan bahwa air tebu dapat mencegah kerusakan hati yang disebabkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang, misalnya pengobatan tuberkulosis.

5. Menjaga Fungsi Ginjal

Konsumsi air tebu secara teratur juga diyakini dapat menjaga ginjal tetap sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Air tebu bersifat diuretik, sehingga mampu melancarkan buang air kecil dan membantu mencegah infeksi saluran kemih.

6. Mengurangi Risiko Kanker

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air tebu mengandung antioksidan dan zat antikanker yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, misalnya kanker prostat dan kanker payudara. Meski demikian, studi mengenai manfaat air tebu untuk mencegah kanker masih sangat terbatas.

Meski memiliki manfaat, Anda tidak disarankan mengonsumsi air tebu berlebihan, khususnya bagi penderita diabetes. Kandungan gula di dalam air tebu cukup tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar gula darah.

Budidaya Tebu di Rumah

Peluang usaha budidaya tebu memang menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal ini karena permintaan gula diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Sementara luasan lahan kebun tebu semakin berkurang.

Budidaya tebu sebenarnya tidak terlalu sulit dan cukup mudah dilakukan. Jika Anda memiliki lahan kosong di pekarangan rumah, tentunya dapat dimanfaatkan untuk menjalankan budidaya tebu ini.

Dirangkum dari Paktanidigital.com, berikut lima langkah mudah budidaya tebu yang bisa Anda coba!

1. Iklim dan Cuaca

Hal pertama yang harus Anda perhatikan sebelum memulai budidaya tebu adalah iklim dan cuaca. Tanaman tebu membutuhkan air pada masa vegetatifnya sehingga curah hujan bulanan yang ideal adalah 200 mm/bulan.

Tebu cocok ditanam di dataran rendah dengan suhu optimal sekitar 24 – 30°C. Kecepatan angin tidak lebih dari 10 km/jam agar menghindari tanaman tinggi yang roboh dan berkurangnya rendemen (besar kecilnya kandungan gula di dalam batang tebu).

2. Persiapan Lahan

Sebelum budidaya tebu dilakukan, persiapkan lahan terlebih dahulu. Pastikan tanah sudah memenuhi syarat pertumbuhan dengan pH antara 5,7 – 7.

Sistem pengolahan lahan yang umumnya dipakai adalah Reynoso. Prinsip sistem tersebut membuat got-got untuk pembuangan dan penampungan air dan lebih tepat untuk kriteria lahan sawah.

Langkah awal, tanah harus digembrukan dengan cara pembajakan atau dicangkul agar udara dapat masuk dengan baik. Dilanjutkan membuat got atau parit agar pembuangan air dapat lancar.

Berdasarkan pengolahan tanah, panjang got dan jumlah lubang per hektare dapat diperkirakan sebagai berikut:

  • Got keliling : lebar 60 cm kedalaman 90 cm
  • Got mujur : lebar 60 cm kedalaman 80 cm
  • Got malang : lebar 50 cm kedalaman 70 cm
  • Lubang tanam : lebar 40 cm kedalaman 30 cm

3. Persiapan Bibit

Untuk mendapatkan bibit, Anda bisa membelinya di toko pertanian. Kriteria bibit harus memiliki mutu yang baik agar menghasilkan rendemen yang tinggi. Bibit tebu yang baik ialah yang memiliki daya tumbuh 90%, tingkat kemurnian > 95%, batang normal sesuai varietas, dan dalam kondisi sehat.

Macam-macam bibit tebu sebagai berikut:

  • Rayungan, bibit yang mata tunasnya telah tumbuh. Cocok untuk perairan yang cukup.
  • Bagal, bibit yang mata tunasnya belum tumbuh. Cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.
  • Lonjoran, bibit yang belum dipotong-potong menjadi stek.
  • Beberan, bibit bagal yang disemaikan terlebih dahulu sampai keluar tunasnya.
  • Bibit pucuk, bibit yang diambil dari ujung batang dengan 2 – 3 ruas.

4. Penanaman

Bibit yang sudah siap tanam harus diletakkan sesuai dengan jenisnya. Jika menanam bibit rayungan, maka harus diletakkan dengan posisi miring. Selain bibit rayungan, diletakkan dalam posisi mendatar dengan mata tunas di samping. Kemudian, bibit ditutup tanah agar tidak bergeser.

5. Pemeliharaan

Berikut ini adalah langkah-langkah pemeliharaan yang harus Anda lakukan untuk mendukung pertumbuhan tebu.

  • Penyulaman: Bibit tebu yang berumur 1 minggu setelah tanam harus diganti dengan bibit baru jika tidak tumbuh atau mati. Penyulaman kedua bisa dilakukan pada saat umur 4 minggu setelah penyulaman kedua.
  • Pemberian air: Tanaman tebu memerlukan air yang cukup selama 4 – 5 bulan masa pertumbuhannya. Setelah umurnya tua, maka semakin sedikit air yang akan dibutuhkan.

Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali sampai tanaman berumur 2 minggu. Saat tanaman tebu mencapai 2 – 4 minggu, penyiraman menjadi 2 kali seminggu.

Waktu tanaman berumur 4 – 6 minggu, penyiraman dilakukan seminggu sekali. Terakhir, umur 6 – 16 minggu, penyiramannya menjadi sebulan sekali.

Jika waktu tanamnya sekitar bulan Juni, maka bertepatan setelah 16 minggunya, sudah masuk musim penghujan sehingga tidak perlu melakukan penyiraman lagi.

  • Pemeliharaan got: Tujuan tahap ini yaitu untuk menjaga drainase tetap baik. Kegiatannya yaitu berupa kebersihan got, perbaikan dinding got yang rusak, dan pendalaman got.
  • Pembumbunan: Merupakan penimbunan tanah pada tiap lubang tanam yang telah dibuat.

Pembumbunan dilakukan 4 kali yaitu pada saat umur 1 bulan. Selanjutnya, yang kedua tanaman tebu berumur 2 – 2,5 bulan dan yang ketiga umur 3 – 3,5 bulan.

Pembumbunan terakhir yaitu pada saat tanaman umur 4 – 5 bulan.  Hal ini perlu dilakukan karena tanaman tebu yang semakin tinggi dan untuk menjaga bagian batang bawah sampai akar tetap kuat menopang tanaman.

  • Pemupukan: Ada 4 hal penting yang harus diperhatikan dalam pemupukan agar tanaman tebu mendapatkan unsur hara yang sesuai dan penyerapan yang tepat serta efisien.

Jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan, dan cara pemupukan harus dilakukan secara tepat.

Pupuk yang digunakan harus mengandung unsur N, P, dan K. unsur N bisa diperoleh dari pupuk ZA dan urea. Unsur P didapat dari pupuk TSP dan unsur K bisa diperoleh dari pupuk KCl dan ZK.

Untuk pupuk TSP, sebaiknya diberikan sebelum penanaman. Caranya, buatkan lubang pupuk dengan kedalaman yang sama dengan jarak tanaman tebu. Misal, 10 cm lubang untuk pupuk, maka jarak pemberian pupuk harus 10 cm dari tanaman.

Dosis pupuk harus memperhatikan aturan yang ada di kemasan atau aturan wadahnya.

  • Penyiangan: Pembersihan gulma atau tanaman pengganggu bisa dilakukan dengan tenaga manusia dan bahan kimia. Jika menggunakan tenaga manusia, harus dibersihkan 4 kali dengan selang waktu 3 minggu setelah tanam.

Selain itu, bahan kimia yang dipakai adalah herbisida dengan komposisi Diuron 3 kg atau Gesapax 3 kg, ditambahkan 2,4-D Garam Amida 1,5 liter yang dilarutkan dalam 1 liter air. Itu adalah dosis untuk kebutuhan 1 ha.

Penyiangan tidak hanya pembersihan gulma, tetapi juga pengelupasan daun kering yang disebut klentek. Pengklentekan memiliki tujuan agar menurunkan kelembaban dan meringankan beban tanaman sehingga tanaman tidak roboh.

  • Hama dan Penyakit: Hama merupakan hewan pengganggu tanaman dengan cara menghisap atau memakan bagian tanaman.

Untuk menghindarinya, dapat dicegah dengan menanam varietas tebu tahan lama, kebersihan kebun terjamin, dan rotasi tanaman.

Penyakit tebu merupakan gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang merugikan dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Cara untuk mencegahnya yaitu dengan menanam varietas tebu tahan penyakit, memilih bibit yang sehat, sterilisasi pisau pemotong bibit, pemberian nematisida waktu pengolahan lahan.

Bila tanaman terlanjur terkena penyakit, sebaiknya potong bagian dan seluruh tanaman kemudian dibakar agar tidak menulari tanaman tebu lainnya.

  • Pemanenan: Proses pemanenan biasanya dilakukan saat memasuki bulan kering yaitu sekitar bulan 4 sampai bulan 10.

Untuk memanen tebu, kita dapat menggali dan mengeluarkan tanah di sekitar tanaman tebu dengan kedalaman sekitar 20 cm.

Jika kita ingin menanam kembali tebu, maka sisakan 3 ruas pada bagian batang tebu. Jika tidak, maka kita bisa mencabutnya sampai bagian akar.

Saat memanen, buang bagian pucuk dari tanaman tebu dan ikat batang-batang tebu yang dipanen menjadi satu (biasanya sekitar 20-30 batang). (*)