Tegaskan Kedaulatan Atas Laut China Selatan, Filipina Sebarkan Pelampung Pembatas di Pulau Spartly
- Klaim kedaulatan China atas hampir seluruh Laut China Selatan telah dibatalkan oleh putusan arbitrase internasional pada tahun 2016
Dunia
MANILA - Filipina telah menempatkan pelampung navigasi di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE). Hal ini dilakukan untuk menegaskan kedaulatan atas pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
Menurut juru bicara Pemerintah Filipina, saat ini China bertindak semakin agresif di Laut China Selatan ketika Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr menargetkan hubungan yang lebih hangat dengan sekutu perjanjian Amerika Serikat.
Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan telah menyiapkan lima pelampung yang membawa bendera nasional dari 10 hingga 12 Mei di lima wilayah dalam zona 200 mil (322 km). Beberapa pelampung tersebut bahkan diletakkan Whitsun Reef, tempat ratusan kapal laut China berlabuh pada 2021 lalu.
"Langkah ini menyoroti tekad Filipina yang tak tergoyahkan untuk melindungi perbatasan dan sumber daya maritimnya serta berkontribusi pada keamanan perdagangan maritim," kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara penjaga pantai untuk masalah Laut China Selatan sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters Senin, 15 Mei 2023.
- Barcelona Rebut Titel La Liga Perdana Tanpa Messi Sejak 1998/1999
- IHSG Berpotensi Turun sebelum Rebound, Simak 6 Rekomendasi Saham Ini
- Inilah Pemicu Efek Endowment dan Cara Menghindarinya, Investor Wajib Tahu!
- Bukan Nikotin, TAR Pemicu Utama Penyakit Terkait Merokok
Perlu diketahui, klaim kedaulatan China atas hampir seluruh Laut China Selatan telah dibatalkan oleh putusan arbitrase internasional pada tahun 2016.
Beberapa negara yang dilalui Laut China Selatan seperti Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim di kepulauan Spratly. Wilayah tersebut diketahui sebagai tempat China mengeruk pasir untuk membangun pulau di terumbu karang dan melengkapinya dengan rudal dan landasan pacu.
Selama bertahun-tahun, Beijing juga telah mengerahkan ratusan penjaga pantai dan kapal penangkap ikan di daerah yang disengketakan.