Oin Sin Yang alias Koh Ghoyong seniman sekaligus pembuat alat musik tradisional tehyan di kawasan Neglasari Kota Tangerang, Jumat 22 Oktober 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia.
Foto

Tehyan, Menjaga Seni Dan Tradisi Leluhur

  • Nama aslinya Oin Sin Yang namun orang lebih mengenalnya dengan panggilan Koh Goyong atau Koh Tehyan. Sekilas tak ada yg istimewa dari pria berusia 66 tahun ini,
Foto
Panji Asmoro

Panji Asmoro

Author

Nama aslinya Oin Sin Yang namun orang lebih mengenalnya dengan panggilan Koh Ghoyong atau Koh Tehyan. Sekilas tak ada yg istimewa dari pria berusia 66 tahun ini, dengan kemeja kusam dan celana pendek, namun dialah seniman terakhir pengrajin alat musik tehyan yang masih tersisa di Tangerang. 

Di sebuah rumah sederhana kawasan Neglasari Kota Tangerang dia membuat alat musik betawi yang memiliki suara khas dan biasanya dipakai untuk mengiringi gambang kromong, ondel-ondel maupun beberapa acara Tionghoa. Semua itu dilakukan disela pekerjaannya sebagai pemulung barang bekas.

Senyum mulai mengembang saat tangan keriputnya mulai menyerut kayu, merakit serta menyetel tali senar tehyan, rutinitas yang sudah dikerjakan sejak th 1973. Beberapa lagupun mulai mengalun, jali-jali, kicir-kicir hingga keroncong kemayoran sambil matanya mulai menerawang, anak muda sekarang sudah jarang yang minat buat meneruskan membuat Tehyan, bermain musikpun hanya lagu-lagu nasional, untuk lagu-lagu klasik dan tradisional mereka sudah enggan. 

Saat ini memang hanya Koh Ghoyong yang masih lihai memainkan berbagai jenis alat gesek ini, orang hanya kenal Tehyan, padahal jenisnya banyak ada Su Kong, Kong Ah Yan dan Teh Yan, masing-masing punya karakter suara tersendiri dan dimainkan untuk berbagai macam lagu.

Semua itu dipelajari secara otodidak, Oen Hok mendiang ayah Koh Ghoyong adalah seniman gambang kromong yang terkenal di tahun 60 an, dia sering kali melihat orang tuanya mentas sambil belajar berbagai alat musik pengiring gambang kromong tersebut hingga lambat laun semua alat itu mahir dia mainkan sekaligus membuatnya.

Berbagai pertunjukan telah dijelajahi,dari Sabang sampai Merauke bahkan dia sempat bermain di Australia. Alat musik buatan Koh Ghoyong ini relatif murah harganya, hanya kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 1 Juta tergantung jenisnya. Saat ini dia hanya berharap agar para generasi muda bisa melanjutkan seni dan musik tradisional budaya bangsa kita. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia