<p>PT AKR Corporindo Tbk / Dok Perusahaan </p>
Korporasi

Tekan Beban Usaha, AKR Corporindo Cetak Laba Rp796,9 Miliar pada Kuartal III-2021

  • PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp796,98 miliar pada kuartal ketiga tahun 2021.

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA -- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp796,98 miliar pada kuartal ketiga tahun 2021. Kinerja laba perusahaan meningkat 19,7% dibandingkan laba periode tahun lalu sebesar Rp665,4 miliar.

Direktur Keuangan AKR Termurti Tiban dalam keterbukaan informasi mengatakan laba perseroan naik cukup tinggi ditopang oleh pendapatan yang tumbuh positif dibandingkan tahun lalu.

Hingga September 2021, perusahaan mencatat pendapatan Rp17,24 triliun, meningkat 24% dari tahun lalu yang mencapai Rp13,86 triliun.

Pendapatan tersebut diperoleh dari kontrak dengan pelanggan yang mencapai Rp17,07 triliun dan biaya sewa sebesar Rp176,5 miliar.

Pendapatan dari pelanggan ini terbesar disumbang oleh perdagangan dan distribusi yang mencapai Rp15,74 triliun. Rinciannya, pendapatan dari perdagangan bahan bakar minyak ke pihak berelasi Rp680 juta, ke pihak ketiga Rp12,60 triliun dan perdagangan kimia dasar Rp3,14 triliun.

Sementara itu, pendapatan dari sekror jasa logistik mencapai Rp484,11 miliar dan pendapatan dari tanah kawasan industri dan lainnya Rp391,62 miliar.

Pendapatan perusahaan juga ditopang oleh laba per saham hingga kuartal ketiga 2021 yang juga ikut terkerek menjadi 201,90 per lembar saham dari Rp167,81 per lembar saham tahun lalu.

Di sisi lain, Termurti mengatakan, perusahaan berhasil menekan beban usaha menjadi Rp491,63 miliar dari tahun lalu Rp516,89 miliar. Namun beban penjualan masih naik tipis dari Rp36,97 miliar tahun lalu menjadi Rp37,62 miliar.

Dalam sembilan bulan terakhir, Termurti mengatakan, aset perusahaan juga ikut terkerek menjadi Rp21,31 triliun dari sebelumnya Rp18,68 triliun tahun lalu. 

Kenaikan aset terjadi karena piutang usaha perusahaan yang meningkat hampir 100% menjadi Rp4,44 triliun dari Rp2,36 triliun pada tahun 2020.

Jumlah aset perusahaan terdiri dari liabilitas yang mencapai Rp10,34 triliun dan ekuitas 10,96 triliun. Liabilitas perusahaan terlihat meningkat Rp2 triliun dari tahun lalu Rp8,12 triliun.

Di sisi lain, utang jangka pendek AKR menurun menjadi sebesar Rp599,62 miliar dari Rp881,52 miliar tahun lalu. Demikian halnya, utang jangka panjang perseroan juga turun mencapai Rp2,36 triliun dari Rp2,55 triliun tahun lalu.

"Manajemen berkeyakinan bahwa nilai tercatat aset tetap tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap pada tanggal-tanggal pelaporan," ujar Termurti dikutip Rabu, 27 Oktober 2021.

Dia menambahkan, dari laba perusahaan tersebut, AKR telah membagikan dividen tunai interim sebesar Rp60 per saham atau secara keseluruhan sebesar Rp236.846.035 pada 19 Agustus 2021.

Dia mengatakan, perusahan berharap kinerja perusahaan dipengaruhi oleh dampak positif dari siklus kenaikan harga komoditas terutama BBM.

Pasalnya, perekonomian global saat ini mengalami keterbatasan pasokan komoditas, yang mengakibatkan kenaikan harga yang kuat.

Di dalam negeri, AKR mengantisipasi permintaan energi dan bahan kimia yang lebih tinggi sembari memperhatikan dampak pandemi COVID-19.

"Dampak pada kinerja perusahaan di masa depan belum dapat diperkirakan, namun manajemen telah dan terus memantau secara seksama operasi, likuiditas, dan sumber daya, serta bekerja secara aktif dan mengambil berbagai pengukuran untuk mengurangi dampak saat ini dan dampak masa depan dari situasi ini," ungkap Termurti.

Baru-baru ini, AKR Corporindo telah menandatangani perjanjian konstruksi dan penggunaan infrastruktur pelabuhan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) dengan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Perjanjian ini ditandatangani oleh PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS), perusahaan di mana AKRA memiliki 40% saham di dalamnya. BMS merupakan pengelola dermaga dan penyediaan jasa kepelabuhanan di JIIPE Gresik.

Dalam perjanjian itu, BMS memberikan hak eksklusif kepada PTFI atas penggunaan dan akses infrastruktur BMS yang dibangun untuk PTFI.

Infrastruktur milik BMS tersebut antara lain, adalah dermaga khusus untuk PTFI, trestle, jembatan dan pengambilan air laut.

BMS juga akan memberikan layanan kepelabuhanan kepada PTFI untuk kegiatan bongkar muat barang-barang milik PTFI di dermaga PTFI.*