<p>PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) / Istimewa</p>
Korporasi

Tekan Biaya Provisi, Laba Bersih bank Bumi Artha (BNBA) Terbang 358 Persen pada Semester I-2021

  •  JAKARTA - PT Bank Bumi Artha Tbk mengalami lompatan besar kinerja keuangan pada semester I-2021. Laba bersih emiten bersandi BNBA ini pada semester I-2021
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - PT Bank Bumi Artha Tbk mengalami lompatan besar kinerja keuangan pada semester I-2021. Laba bersih emiten bersandi BNBA ini pada semester I-2021 melesat hingga 358% year on year (yoy). 

Laba bersih BNBA melonjak dari Rp9,2 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp42,14 miliar pada semester I-2021. Bahkan, laba pertengahan tahun ini telah melampaui capaian laba bersih pada 2020 yang sebesar Rp35 miliar.

Lonjakan laba ini rupanya dipicu oleh strategi BNBA menurunkan biaya provisi secara signifikan. Biaya provisi BNBA ditekan 252% yoy dari Rp21,6 miliar pada semster I-2020 menjadi Rp6 miliar pada semester I-2021.

Padahal kinerja pendapatan bunga dari Bank Bumi  Artha justru terkorelasi pada paruh pertama tahun ini. Hal ini tercermin dari pendapatan bunga bersih BNBA yang merosot dari Rp152 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp145,90 miliar pada semester I-2021.

Kendati demikian, total liabilitas BNBA menyusut dari Rp6,12 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp5,9 triliun pada semester I-2021. Sebaliknya, ekuitas BNBA menguat tipis dari Rp1,50 triliun pada semester I-2020 menjadi RP1,63 triliun pada semester I-2021.

Dari segi intermediasi, BNBA tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp4,57 triliun atau turun 4,6% year to date (ytd). Adapun return of equity (ROE) BNBA merangkak naik dari 1,02% pada semester I-2020 menjadi Rp5,62% pada semester I-2021.

BNBA kemudian mencatatkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross 2,34% per Juni 2021, naik dari 2,23% pada Juni 2020. NPL net juga meningkat dari 1,14% menjadi 1,6%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) di BNBA pun ikut turun 3,4% ytd menjadi RP5,7 triliun. Likuiditas BNBA mengalami pelemahan dengan raihan loan to deposit ratio (LDR) yang turun dari 81,46% pada semester I-2020 menjadi 75,54% pada semester I-2021.

Kondisi ini membawa total aset BNBA tertarik turun dari 1,1% ytd dari Rp7,63 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7,54 triliun pada semester I-2021. 

Hingga paruh pertama tahun ini, modal inti BNBA masih bertengger di angka Rp1,6 triliun. Modal inti ini masih berada di bawah thereshold yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022.