Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Perdana Menteri Mongolia Oyun-Erdene Luvsannamsrai
Dunia

Teken 'Open Skies', Maskapai Mongolia Bisa Terbang ke Negeri Paman Sam

  • Perjanjian ini memberikan hak bagi maskapai dari kedua negara untuk beroperasi di negara masing-masing, melembagakan regulasi penerbangan, serta menetapkan standar keamanan dan keselamatan.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Mongolia akan menandatangani perjanjian penerbangan sipil bertajuk “Open Skies”. Perjanjian ini memberikan hak bagi maskapai dari kedua negara untuk beroperasi di negara masing-masing. Hal itu usai pertemuan Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Perdana Menteri Mongolia L. Oyun-Erdene di Washington pada Rabu 2 Agustus 2023. 

Dikutip dari Reuters, Kamis 3 Agustus 2023, Washington sendiri memiliki perjanjian penerbangan sipil “Open Skies” dengan lebih dari 130 negara. Perjanjian ini memberikan hak bagi maskapai dari kedua negara untuk beroperasi di negara masing-masing, melembagakan regulasi penerbangan, serta menetapkan standar keamanan dan keselamatan.

Perjanjian “Open Skies” antara AS dan Mongolia akan memperkuat memorandum pemahaman mengenai perjanjian transportasi udara yang telah dicapai pada bulan Januari. Maskapai nasional Mongolia, MIAT Mongolian Airlines, saat ini terbang ke Eropa dan Asia tetapi belum terbang ke Amerika Serikat. 

Meskipun permintaan penumpang mungkin belum sebesar untuk penerbangan langsung antara ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar, dan AS, perjanjian Open Skies juga akan memberikan opsi yang lebih mudah untuk penerbangan kargo antara kedua negara.

Oyun-Erdene, yang belajar di Amerika Serikat, mengatakan bahwa kedua negara juga akan menandatangani perjanjian untuk memperdalam kerja sama di luar angkasa dan memperkuat kerja sama ekonomi, dengan tujuan untuk meningkatkan perdagangan.

Dia menyatakan bahwa penerbangan langsung antara kedua negara akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2024, menawarkan “peluang besar” untuk mempromosikan perdagangan, pariwisata, bisnis, dan investasi. “Semoga sejarah akan mencatat kunjungan saya pekan ini sebagai awal dari babak baru dalam persahabatan dan kemitraan strategis kita,” ujarnya.

Pertemuan Harris dan Oyun-Erdene terjadi saat pemerintahan Biden berusaha meredakan ketegangan dengan pesaing strategisnya, China serta Rusia. Harris menekankan komitmen pemerintahan untuk memperkuat hubungan dengan Mongolia dan negara-negara lain di kawasan Indo-Pasifik

Hal itu dengan fokus besar pada mengatasi krisis iklim, menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia, serta menghadapi ancaman terhadap tatanan berbasis aturan internasional. “Rakyat Amerika memiliki andil besar dalam masa depan kawasan Indo-Pasifik,” kata Harris.

Harris dan Biden masing-masing telah melakukan perjalanan ke kawasan Indo-Pasifik tiga kali sejak menjabat. “Ini adalah kepentingan vital kami untuk mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, saling berhubungan, makmur, aman, dan tangguh," ujar Haris.

Dikelilingi oleh Rusia di bagian utara dan China di bagian selatan, Mongolia telah membina hubungan dengan sekutu seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat dalam strategi diplomasi yang bertujuan untuk menguatkan kemandiriannya secara politik. Namun demikian, perekonomiannya tetap sangat bergantung pada dua negara tetangga yang besar tersebut.