Teknologi 4.0 Dongkrak Industri Mamin Hingga 15 Persen
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penerapan teknologi industri 4.0 pada industri makanan dan minuman (mamin) dapat meningkatkan produktivitas 10 hingga 15%. Pasalnya, teknologi dapat membuat efisiensi dan utilitas pabrik meningkat hingga 20-25%. Peran teknologi menjadi amat karena dapat menghemat biaya operasional pada sektor manufaktur. “Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penerapan teknologi industri 4.0 pada industri makanan dan minuman (mamin) dapat meningkatkan produktivitas 10 hingga 15%.
Pasalnya, teknologi dapat membuat efisiensi dan utilitas pabrik meningkat hingga 20-25%. Peran teknologi menjadi amat karena dapat menghemat biaya operasional pada sektor manufaktur.
“Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Abdul memaparkan jika penerapan teknologi dapat diimplementasikan mulai dari desain produk hingga distribusi. Bahkan, banyak industri mamin yang telah memandaaftak teknologi 4.0 pada monitoring dan pengawasan terhadap kegiatan operasionalnya.
Menurut catatan Kemenperin, industri mamin merupakan salah satu sektor strategis dengan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non migas.
Pada kuartal I-2020, industri mamin berkkontribusi sebesar 36,4% terhadap PDB manufaktur. Pada periode yang sama, pertumbuhan sektor industri ini mencapai 3,9%.
Bahkan, sepanjang semester I-2020, industri mamin memberikan devisa terbesar melalui capaian nilai ekspornya hingga US$13,73 miliar. Hal ini karena industri mamin didominasi oleh industri kecil menengah (IKM).
“Diharapkan melalui implementasi industri 4.0, pertumbuhan sektor mamin dan kontribusinya terhadap PDB dapat terus meningkat,” tutur dia.
Untuk mengembangkan penerapan teknologi 4.0, pemerintah telah membuat peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018 silam. Peta jalan ini menjadi acuan implementasi, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.