<p>Pekerja menyiapkan menu minuman jamu tradisional kafe Suwe Ora Jamu, di kawasan M Bloc, Jakarta, Rabu 1 Juli 2020. Kebiasaan mengkonsumsi jamu di masa pandemi COVID-19 sangat baik untuk imunitas tubuh. Seperti salah satu tempat nongkrong yang menyediakan berbagai macam menu jamu ramuan tradisional bernama kafe Suwe Ora Jamu yang menjadi tempat alternativ nongkrong sehat [&hellip;]</p>
Industri

Teknologi 4.0 Dongkrak Industri Mamin Hingga 15 Persen

  • JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penerapan teknologi industri 4.0 pada industri makanan dan minuman (mamin) dapat meningkatkan produktivitas 10 hingga 15%. Pasalnya, teknologi dapat membuat efisiensi dan utilitas pabrik meningkat hingga 20-25%. Peran teknologi menjadi amat karena dapat menghemat biaya operasional pada sektor manufaktur. “Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penerapan teknologi industri 4.0 pada industri makanan dan minuman (mamin) dapat meningkatkan produktivitas 10 hingga 15%.

Pasalnya, teknologi dapat membuat efisiensi dan utilitas pabrik meningkat hingga 20-25%. Peran teknologi menjadi amat karena dapat menghemat biaya operasional pada sektor manufaktur.

“Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.

Abdul memaparkan jika penerapan teknologi dapat diimplementasikan mulai dari desain produk hingga distribusi. Bahkan, banyak industri mamin yang telah memandaaftak teknologi 4.0 pada monitoring dan pengawasan terhadap kegiatan operasionalnya.

Menurut catatan Kemenperin, industri mamin merupakan salah satu sektor strategis dengan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non migas.

Pada kuartal I-2020, industri mamin berkkontribusi sebesar 36,4% terhadap PDB manufaktur. Pada periode yang sama, pertumbuhan sektor industri ini mencapai 3,9%.

Bahkan, sepanjang semester I-2020, industri mamin memberikan devisa terbesar melalui capaian nilai ekspornya hingga US$13,73 miliar. Hal ini karena industri mamin didominasi oleh industri kecil menengah (IKM).

“Diharapkan melalui implementasi industri 4.0, pertumbuhan sektor mamin dan kontribusinya terhadap PDB dapat terus meningkat,” tutur dia.

Untuk mengembangkan penerapan teknologi 4.0, pemerintah telah membuat peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018 silam. Peta jalan ini menjadi acuan implementasi, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.