Ilustrasi kebun kelapa
Nasional

Teknologi Kultur Jaringan Jadi Solusi Tingkatkan Produktivitas Kelapa

  • Di berbagai negara produsen kelapa, terjadi ketimpangan antara permintaan tinggi untuk ekspor kelapa dengan produktivitas yang kurang memadai.

Nasional

Bintang Surya Laksana

BANDAR LAMPUNG - Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Jelfina Alouw mengatakan teknologi kultur jaringan mampu menjadi solusi meningkatkan produktivitas kelapa.

"Seperti yang kita ketahui bahwa permintaan akan produk kelapa dunia semakin meningkat, tetapi di satu sisi kita belum bisa memenuhi kebutuhan pasar dunia karena keterbatasan bahan mentah," ujar Jelfina Alouw pada Rabu, 6 Desember 2023 di Bandar Lampung.

Jelfina menyampaikan di berbagai negara produsen kelapa, terjadi ketimpangan antara permintaan tinggi untuk ekspor kelapa dengan produktivitas yang kurang memadai. 

Situasi tersebut, menurut Jelfina menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memenuhi permintaan global terhadap kelapa. Untuk mencapai hal ini, perbaikan dalam produksi diperlukan, salah satunya melalui penerapan teknologi kultur jaringan. 

Dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara produsen kelapa, telah dibahas potensi penggunaan teknologi kultur jaringan sebagai solusi yang cepat, mudah, dan efisien untuk meningkatkan produktivitas kelapa.

"Telah ada pertukaran teknologi dari negara yang telah menggunakan teknologi ini, tetapi memang masih ada sedikit kendala dan nanti harus berdiskusi kembali agar melalui teknologi ini pengembangan kelapa makin cepat, serta efisien agar bisa memenuhi permintaan pasar global," kata Jelfina dikutip dari Antara.

Jelfina mengungkapkan upaya peningkatan produktivitas kelapa dilakukan dengan melakukan alih teknologi antar negara serta mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam pengembangan kelapa di masing-masing negara. 

Menurutnya, proses alih teknologi dan identifikasi masalah lintas negara ini diharapkan dapat memfasilitasi pertukaran informasi antar negara, memungkinkan adopsi praktik terbaik dari negara lain ke Indonesia dan sebaliknya. 

Dengan demikian diharapkan pertemuan tersebut dapat menghasilkan upaya pembangunan kelapa yang berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Kelapa sendiri merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor perkebunan yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam menyumbang devisa negara. Meskipun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),luas tanaman kelapa dalam lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Pada 2017 luas perkebunan kelapa seluas 3.473 juta hektar dan pada 2022 menjadi 3.342 juta hektar.

Pada 2022 volume ekspor kelapa mencapai 2,03 juta ton dengan nilai US$1,7 miliar atau setara dengan Rp26,78 triliun (kurs Rp15.529).

Adapun total luas areal perkebunan kelapa mencapai 3.342 juta hektar dengan hasil produksi sekitar 2.871 juta ton kopra atau setara dengan sekitar 14,3 miliar butir kelapa. 

Dari luas total perkebunan kelapa di seluruh Indonesia, sekitar 99,09 persennya atau sekitar 3.311 juta hektar merupakan perkebunan milik rakyat yang melibatkan sekitar 5,7 juta kepala keluarga petani.