Korporasi

Ternyata, Investasi Telkom ke Gojek Berupa Obligasi Konversi Rp6,4 Triliun

  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah menyuntikan dana ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek sebesar US$450 juta atau Rp6,4 triliun hingga kuartal I-2021. Emiten pelat merah itu menyuntikan investasi Gojek berbentuk obligasi konversi tanpa bunga yang jatuh tempo pada 16 November 2023.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah menyuntikan dana ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek sebesar US$450 juta atau Rp6,4 triliun.

Emiten pelat merah itu menyuntikan investasi Gojek berbentuk obligasi konversi tanpa bunga yang jatuh tempo pada 16 November 2023.

Dengan demikian, TLKM berpotensi menggenggam saham Gojek pada 2023. Pasalnya, obligasi konversi memungkinkan pemegang surat utang tersebut untuk mengubahnya dalam bentuk kepemilikan saham.

Nilai investasi ini terkuak dalam laporan keuangan TLKM pada kuartal I-2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Selasa, 29 Juni 2021. Investasi terbaru dilakukan TLKM pada 21 Mei 2021 dengan nilai mencapai US$300 juta Rp4,29 triliun.

Sementara transaksi sebelumnya dilakukan pada 16 November 2020 dengan nilai menyentuh US$150 juta atau Rp2,12 triliun. Obligasi konversi itu masuk dalam pos aset fair value to profit & loss (FVTPL) TLKM.

Oleh karena itu, TLKM bisa memperdagangkan aset keuangan berupa obligasi konversi itu dalam waktu dekat.  Sementara itu, obligasi konversi ini bukan ditujukan TLKM untuk mengumpulkan arus kas kontraktual.

Selain itu, obligasi konversi yang digenggam TLKM ini tidak semata-mata untuk pembayaran pokok dan bunga atas jumlah pokok yang terhutang. Nilai investasi TLKM di Gojek itu bahkan lebih tinggi dibandingkan laba bersih perseroan pada kuartal I-2021 yang sebesar Rp6,01 triliun.

Laba bersih emiten pelat merah itu naik 2,59% secara tahunan (year on year) dibandingkan kuartal I-2020 yang hanya Rp5,86 triliun.

Meski begitu, TLKM tercatat membukukan penurunan 0,76% yoy pendapatan dari Rp33,94 pada kuartal I-2021 menjadi Rp34,19 triliun pada kuartal I-2020. (RCS)