<p>Direktur Sales Telkomsel Mas&#8217;ud Khamid (paling tengah), Presiden Direktur Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin (paling kiri) dan CEO GO-JEK Nadiem Anwar Makarim (paling kanan), saat peluncuran Go Pulsa, pembelian pulsa melalui driver Gojek pada Februari 2016. / Tiphone.co.id</p>
Industri

Telkomsel Suntik Modal Gojek, Ekonom: Keuntungan Bagi Kedua Perusahaan Lokal dan Ekonomi Digital Nasional

  • Gojek telah menerima pendanaan terbaru sebesar US$150 juta atau setara Rp2,1 triliun dari Telkomsel seperti diumumkan pada Selasa, 17 November 2020 lalu.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai keputusan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek merupakan langkah yang strategis.

Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, langkah perusahaan pelat merah itu tidak hanya menguntungkan perseroan, tetapi juga menjadi momentum penting meningkatkan ekonomi digital nasional.

”Itu kan investasi tentunya yang diharapkan adalah keuntungan. Jadi manfaat bagi keduanya adalah keuntungan ekonomi,” ujarnya kepada awak media, di Jakarta, Kamis 19 November 2020.

Menurut Piter, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom melalui anak usahanya tersebut bisa memperkuat ekosistem yang ada. Caranya, dengan memanfaatkan jaringan yang sudah terbangun oleh Gojek.

”Sedangkan Gojek selain diuntungkan dengan masuknya dana segar dari Telkomsel juga bisa lebih memperluas lagi ekosistem,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda. Ia menilai, Telkomsel bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar melalui kerja sama yang dibangun keduanya.

”Pertama keuntungan Telkomsel tentu sangat besar mengingat Gojek bukan perusahaan digital ecek-ecek. Gojek sudah berhasil dapat dana dari perusahaan teknologi kelas dunia seperti Facebook, Google, Tencent, dan investor lainnya,” paparnya.

Terlebih, sambung, Nailul, pengguna platform Gojek sangat besar dan tersebar di seluruh Asia Tenggara. Tercatat, 38 juta pengguna aktif menggunakan jasa Gojek tiap bulannya.

”Tentu ini menjadikan keuntungan bagi Telkomsel untuk memperluas produk teknologinya seperti LinkAja yang mungkin saja akan terintegrasi dengan layanan Gojek,” papar Nailul.

Induk Usaha Kecipratan Berkah

Selain itu, ia menyebut bahwa keputusan Telkomsel untuk berinvestasi di Gojek tentu atas restu dari induknya yaitu Telkom yang juga diapresiasi pasar. Nyatanya, saham Telkom langsung menjadi incaran investor setelah pengumuman investasi tersebut dirilis ke publik.

Seperti juga Telkomsel, Nailul menilai investasi tersebut juga memberikan keuntungan bagi Gojek. Pasalnya, perusahaan teknologi besutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makariem itu mampu meraih pendanaan, meski di tengah situasi pandemi.

”Investasi sebesar Rp2 triliun lebih bisa menjadikan ‘bahan bakar’ korporasi. Selain itu, pengguna Telkomsel di Indonesia kan sangat besar, ini benefit bagi Gojek untuk pengembangan aplikasinya,” ungkapnya.

Nailul berujar, Gojek bisa memaksimalkan pengguna layanan Telkomsel untuk kebutuhan ekspansi pengembangan bisnis Gojek. Baginya, industri digital dengan industri telekomunikasi memang cocok untuk berkolaborasi.

Apalagi, kata dia, kecocokan tersebut dirasa lebih strategis mengingat keduanya merupakan produk dalam negeri. Hal tersebut diharapkan akan membantu penguatan dan percepatan ekosistem ekonomi digital nasional.

Seperti diketahui, Gojek telah menerima pendanaan terbaru sebesar US$150 juta atau setara Rp2,1 triliun dari Telkomsel seperti diumumkan pada Selasa, 17 November 2020 lalu.

Co-CEO Gojek Group, Andre Soelistyo dalam pengumuman resminya mengatakan dana tersebut akan dimanfaatkan dalam memperkuat layanan digitalnya, mendorong inovasi dan produk baru, serta meningkatkan kenyamanan bagi para pengguna dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Kami sangat bangga bisa memperluas kolaborasi strategis dengan Telkomsel sebagai pemain terbesar di industri telekomunikasi. Kerja sama ini akan menjangkau ratusan juta masyarakat Indonesia, termasuk konsumen, mitra driver dan mitra UMKM supaya ikut andil menikmati manfaat dari ekonomi digital,” tukasnya. (SKO)