<p>Temasek Holdings Singapura / Foto: Temasek.com</p>
Korporasi

Temasek Singapura Resmi Kuasai 18,63 Persen Saham Hypermart Lippo Group

  • Temasek Holdings Singapura melalui Anderson Investments Pte Ltd (Anderson) resmi menggenggam 1.402.947.000 lembar saham atau mewakili 18,63% kepemilikan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Hari ini, Temasek Holdings Singapura melalui Anderson Investments Pte Ltd (Anderson) resmi menggenggam 1.402.947.000 lembar saham atau mewakili 18,63% kepemilikan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Hal ini usai penyelesaian kewajiban Prime Star Investment Pte Ltd (PSI) sehubungan dengan penerbitan hak tukar (exchangeable rights/ER) yang dapat ditukarkan dengan saham MPPA yang seluruhnya diambil oleh Anderson pada Jumat, 26 Februari 2021.

PSI sendiri merupakan anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) yang juga entitas bisnis Grup Lippo. Seperti diketahui sebelumnya, instrumen ER diterbitkan oleh PSI pada 31 Januari 2013 atau 7 tahun silam.

Setelah perjanjian investasi itu terjadi, Anderson memutuskan menggunakan hak tukar atas ER yang dimilikinya. Akhirnya pada 26 Januari lalu terjadi transaksi tutup sendiri atawa crossing saham MPPA dari Prime Star ke Anderson.

Transaksi itu dihargai Rp94 per saham. Sehingga, dengan kepemilikan saham sebanyak 1.402.947.000, nilai kepemilikan Anderson atas saham MPPA sekitar Rp131,88 miliar.

Di tengah pandemi COVID-19, kinerja MPPA sendiri ikut menurun. Sampai kuartal III-2020, seperti tercantum dalam laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), MPAA melanjutkan rapor merahnya.

Kinerja perseroan merugi hingga Rp332,39 miliar, lebih besar daripada kerugian pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp265,78 miliar.

Besarnya kerugian itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Misalnya penjualan yang menurun dari Rp6,64 triliun pada kuartal III-2019 menjadi Rp5,11 triliun pada periode sama 2020.

Sementara beban keuangan MPPA justru melonjak dari Rp101,83 miliar menjadi Rp 208,85 miliar. Alhasil, perusahaan dengan aset sebesar Rp4,6 triliun ini semakin terpuruk. Hal inilah yang membuat saham MPPA di bursa juga terus jatuh. (SKO)