Bank Neo Commerce di kawasan ITC Fatmawati Jakarta Selatan, Senin 20 September 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Tembus 10 Juta Unduhan, Bank Neo Commerce (BBYB) Pimpin Layanan Digital Banking Terpopuler

  • PT Bank Neo Commerce Tbk menempati pucuk teratas dalam kategori penyedia layanan digital banking di Indonesia.
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk menempati pucuk teratas dalam kategori penyedia layanan digital banking di Indonesia. Aplikasi digital banking milik Bank Neo Commerce, Neo+ tercatat telah diunduh lebih dari 10 juta kali.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjendra Gunawan menyebut sederet fitur unggulan yang tersedia dalam satu platform menjadikan Neo+ lebih diunggulkan. Dirinya juga bilang bakal terus mengembangkan aplikasi ini untuk menghadirkan layanan perbankan secara komprehensif hanya dalam satu gawai.

“Sederet fitur unggulan telah kami miliki, seperti transfer tanpa biaya unlimited. Kami tengah menyiapkan gitur lain yang fokus di pembiayaan dan pembayaran,” ucap Tjendra kepada TrenAsia.com,  Senin, 18 Oktober 2021.

Nantinya, Neo+ akan dilengkapi dengan fitur Quick Response (QR) untuk mempermudah nasabah melakukan transaksi. Adanya QR ini dibarengi dengan upaya emiten bersandi BBYB ini terus mengerek penyaluran kredit.

Strategi ini ditempuh dengan fitur online lending yang akan tersedia dalam waktu dekat. Dalam mencari likuiditas, Tjandra bilang Neo+ telah meluncurkan produk tabungan dengan setoran fleksibel serta bunga kompetitif 6% per tahun.

“Kami juga telah memiliki produk tabungan Neo Now dengan fleksibilitas setoran dengan bunga 6% per tahun," jelas Tjandra.

Berdasarkan pantauan TrenAsia.com, aplikasi di Neo+ telah diunduh lebih dari 10 juta kali di Playstore. Selisih jumlah unduhan dengan layanan digital banking lain pun terpaut cukup jauh.

Jumlah Unduhan

Dalam persaingan perbankan digital, hanya ada Jenius milik PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang menyaingi jumlah unduhan Neo+, yakni 5 juta+ unduhan. Sementara itu, Jago milik PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyusul dengan 1 juta+ unduhan.

Selanjutnya, ada produk yang diklaim sebagai financial super app Livin By Mandiri milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan 500.000+ unduhan. Adapun MotionBanking milik PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) dan Wokee PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) masing-masing telah diunduh 100.000+ dan 50.000+ kali 

Tidak hanya dari jumlah unduhan, Neo+ juga menyabet gelar top chart in finance category di Playstore dan AppsStore.

Penguatan jumlah unduhan ini sejatinya ikut mendorong kinerja intermediasi dari BBYB. Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), BBYB mencatatkan realiasi penyaluran kredit sebesar Rp3,82 triliun atau naik dibandingkan akhir 2020 yang hanya Rp3,66 triliun. 

Ditinjau dari kualitas kredit, total kredit macet BBYB mengalami peningkatan dari Rp133,08 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp162,28 triliun pada semester I-2021.

Maka, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net BBYB parkir di level 4,2%. Adapun NPL gross BBYB per semester I-2021 ini mencapai 11%.

Nilai NPL yang tinggi ini tidak lepas dari upaya restrukturisasi yang masih dihadapi BBYB. Jumlah kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah per 30 Juni 2021 mencapai Rp17,9 miliar.

Sementara itu, nominal kredit yang mendapat perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit di BBYB pada semester I-2021 mencapai Rp280,15 miliar. Adapun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank Beo Commerce per Juni 2021 mencapai Rp97,47 miliar.

Di sisi lain, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BBYB meroket 38,55% year to date (ytd) menjadi Rp4,60 triliun. Secara kumulatif, aset BBYB hingga semester I-2021 ini pun terungkit dari Rp5,42 triliun pada posisi akhir 2020 menjadi Rp,699 triliun pada semester I-2021.