Ilustrasi aset kripto Bitcoin.
Fintech

Tembus US$100.000, Apakah Sudah Telat untuk Investasi di Bitcoin?

  • Pada Jumat, 6 Desember 2024, Bitcoin tercatat mengalami penurunan sekitar 1%, menghapus sebagian kenaikan sebesar 2,96% yang terjadi sehari sebelumnya. Rekor tertinggi baru di level US$103.630 berhasil dicapai sebelum akhirnya terkoreksi dan ditutup di angka US$97.093.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, baru saja mencetak sejarah dengan mencapai harga lebih dari US$100.000 untuk pertama kalinya. M

eski belakangan sempat terkoreksi, perhatian investor terhadap aset ini tetap tinggi. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: apakah masih ada peluang untuk berinvestasi di Bitcoin, atau sudah terlambat untuk masuk ke pasar?

Pada Jumat, 6 Desember 2024, Bitcoin tercatat mengalami penurunan sekitar 1%, menghapus sebagian kenaikan sebesar 2,96% yang terjadi sehari sebelumnya. Rekor tertinggi baru di level US$103.630 berhasil dicapai sebelum akhirnya terkoreksi dan ditutup di angka US$97.093.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tren Harga BTC

Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, menyebutkan bahwa tren harga Bitcoin dalam waktu dekat akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan di pasar ETF Bitcoin-spot di Amerika Serikat serta keputusan politik penting, seperti nominasi Donald Trump sebagai Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC). 

Jika nominasi ini terealisasi, hal itu berpotensi membuka peluang Bitcoin menjadi salah satu aset cadangan strategis di AS.

Namun, Fyqieh mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap beberapa dinamika pasar, seperti aktivitas yang melibatkan Mt. Gox dan pemerintah AS. 

Dalam situasi tertentu, Bitcoin bisa menghadapi tekanan jual besar-besaran. Pada Kamis, 5 Desember 2024, Mt. Gox diketahui memindahkan sekitar $2,43 miliar dalam bentuk BTC ke dompet baru. Hal ini memicu kekhawatiran akan terjadinya kelebihan pasokan di pasar.

"Mt. Gox saat ini masih menyimpan sekitar 39.878 BTC, yang bernilai sekitar US$3,92 miliar, untuk dikembalikan kepada para kreditor. Setelah kolaps pada Februari 2014, saat harga Bitcoin masih di bawah US$600, kreditor diperkirakan akan mencairkan keuntungan besar mereka begitu dana tersebut dibayarkan dalam BTC," jelas Fyqieh melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 6 Desember 2024. 

Aktivitas semacam ini, menurutnya, kemungkinan besar turut menyumbang penurunan harga Bitcoin dari US$100.000, selain aksi ambil untung dari investor jangka pendek.

Pertumbuhan Harga Bitcoin Sepanjang Tahun 2024

Terlepas dari fluktuasi harga, Bitcoin tetap menunjukkan kinerja yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Secara year-to-date (ytd), Bitcoin telah mengalami pertumbuhan sebesar 131%. Beberapa analis memprediksi tren kenaikan ini masih akan berlanjut dalam jangka panjang. 

Beberapa proyeksi optimis menyebutkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$200.000 pada akhir tahun 2025. Bahkan, ada yang memperkirakan Bitcoin dapat melampaui US$1 juta pada tahun 2030.

Salah satu faktor yang mendukung proyeksi optimis tersebut adalah meningkatnya adopsi Bitcoin, baik di kalangan investor institusional maupun regulasi yang semakin ramah terhadap kripto. 

“Ketika Bitcoin menembus level US$100.000, itu menjadi tonggak penting dalam perjalanan Bitcoin untuk diterima secara luas sebagai aset yang sah,” kata Fyqieh. Ia menambahkan bahwa meskipun volatilitas harga masih terjadi, prospek jangka panjang Bitcoin tetap positif.

Bagaimana Investor Harus Menyikapi Tren Ini?

Lonjakan harga Bitcoin yang signifikan memunculkan fenomena Fear of Missing Out (FOMO) di kalangan investor. Banyak yang khawatir telah melewatkan peluang besar untuk masuk ke pasar. 

Namun, menurut Fyqieh, bagi investor jangka panjang, Bitcoin masih menawarkan potensi keuntungan yang menarik.

“Banyak yang merasa gentar melihat harga yang sudah tinggi, tetapi bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang, Bitcoin masih menjadi pilihan investasi yang relevan,” jelasnya. 

Fyqieh juga menekankan pentingnya memahami fundamental Bitcoin dan teknologi blockchain sebagai pendukung utama dari ekosistem kripto.

Sementara itu, beberapa investor memilih strategi menunggu momen penurunan harga sebelum membeli, sementara yang lain berpendapat bahwa meskipun harga saat ini tinggi, potensi pertumbuhan jangka panjang Bitcoin tetap menarik.

Prediksi Jangka Pendek dan Panjang

Saat ini, harga Bitcoin berada di sekitar US$97.393, dan beberapa analis optimis bahwa harga tersebut dapat kembali naik menuju US$120.000 pada kuartal pertama 2025. 

Tren ini didukung oleh minat investor institusional yang semakin besar dan kemungkinan regulasi yang lebih mendukung di berbagai negara.

Namun, Fyqieh mengingatkan bahwa keputusan investasi sebaiknya tidak didasarkan pada pergerakan harga jangka pendek. 

"Bagi mereka yang tertarik membeli Bitcoin, penting untuk memiliki strategi jangka panjang dan tidak terburu-buru mengambil keputusan hanya karena tekanan pasar,” ujarnya.