Temukan Spesies Baru, KLHK Berikan Nama Iriana dan Siti Nurbaya
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan spesies baru berupa tumbuhan dan satwa yang kemudian diberi nama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan nama Menteri KLHK Siti Nurbaya.
Nasional
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan spesies baru berupa tumbuhan dan satwa yang kemudian diberi nama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan nama Menteri KLHK Siti Nurbaya. Nama tersebut disematkan pada spesies burung langka endemik di Pulau Rote yang diberi nama Myzomela Irianawidodoae.
Adapun nama menteri KLHK diberikan sebagai nama spesies tumbuhan bernama Hanguana Sitinurbayai asal Gunung Nyiut, Kalimantan Barat. Keberadaan burung Myzomela Irianawidodoae di pulau Rote sebenarnya sudah diketahui sejak tahun 2018 oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Penggunaan nama istri Presiden Jokowi tersebut didasarkan karena Iriana memang merupakan seorang pecinta burung. Dengan begitu konservasi burung langka dan endemik di Indonesia diharapkan dapat terus terjaga.
Sementara itu spesies tumbuhan Hanguana Sitinurbayai ditemukan pada tahun 2022 oleh peneliti di Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar bernama Agusti Randi. Penemuan tersebut lantas tersebut dipublikasikan secara resmi pada 31 Juli 2023 di jurnal internasional Phutotaxa.
- Badai PHK Masih Ada, Startup Pluang PHK 10 Persen Karyawan
- Insentif Motor Listrik Diisukan Naik jadi Rp10 Juta, Ini Kata Volta
- Astra Financial Bukukan Transaksi Lebih Rp2,3 Triliun di GIIAS 2023
“Sebagaimana dilaporkan, pada 2022, telah ditemukan flora endemik dari spesies Hanguana sitinurbayai yang merupakan satu-satunya spesies Hanguana yang tumbuh di rawa yang sulit dijangkau,” ujar Menteri KLHK, Siti Nurbaya dalam keterangannya, Senin 21 Agustus 2023.
Tumbuhan Hanguana sitinurbayai diketahui tumbuh di di vegetasi hutan pegunungan yang berlumut dekat rawa-rawa pada ketinggian 1.200-1.640 mdpl. Flora jenis ini juga merupakan endemic dan hanya hidup di Kalimantan Barat tempat dimana ia ditemukan
Tidak hanya itu, terdapat spesies baru lainnya yang turut dipublikasikan yaitu meliputi jenis anggrek dengan nama latin Bulbophyllum Wiratnoi yang ditemukan oleh peneliti spesialis anggrek BKSDA Papua Reza Saputra di Taman Wisata Alam Sorong, Papua Barat.
Lebih lanjut berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan oleh BRIN dan KLHK diketahui telah ditemukan lebih dari 90 jenis spesies baru dalam kurun 2021-2023. Selain spesies tersebut, Spesies baru tersebut ditemukan di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan hutan konservasi.
- Badai PHK Masih Ada, Startup Pluang PHK 10 Persen Karyawan
- Insentif Motor Listrik Diisukan Naik jadi Rp10 Juta, Ini Kata Volta
- Astra Financial Bukukan Transaksi Lebih Rp2,3 Triliun di GIIAS 2023
Penemuan spesies baru tersebut juga sebagai tanda sekaligus angin segar bahwa Indonesia masih memiliki beragam spesies yang melimpah. Menteri KLHK mengungkapkan jika Indonesia Kalau mempunyai empat flagship spesies yang ada di satu negara sekaligus. Spesies tersebut meliputi badak, harimau, orang utan, dan gajah.
Oleh sebab itu, Menteri KLHK menyampaikan Indonesia juga berkomitmen untuk selalu menjaga kelestarian biodiversitas sehingga kekayaan hayati dapat dinikmati secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa mendatang.
Tercatat sudah ada 6.000 desa di bawah kawasan konservasi yang telah dirangkul oleh KLHK sebagai mitra untuk turut menjaga keanekaragaman hayati.