Tensi AS - China Naik, Elon Musk Malah Mau Tambah Pabrik di Shanghai
- EO Tesla Elon Musk dikabarkan akan membangun pabrik lagi untuk perusahaannya di Shanghai di tengah panasnya hubungan AS-China.
Dunia
BEIJING - CEO Tesla Elon Musk dikabarkan akan kembali membangun pabrik di Shanghai. Pabrik yang akan dibangun tersebut rencananya akan diperuntukkan guna membuat baterai dalam skala besar.
Adapun pabrik Shanghai nantinya akan memproduksi 10.000 unit penyimpan energi megapack dalam setahun. Megapack sendiri mengacu pada baterai yang sangat besar yang dapat digunakan untuk membantu menstabilkan jaringan energi dan mencegah pemadaman listrik.
Sebagai catatan, Tesla sendiri sudah memiliki pabrik Megapack di California yang juga memproduksi 10.000 unit setiap tahun.
Mengutip BBC News Senin, 10 April 2023, pembangunan pabrik Megapack baru di Shanghai diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun. Setelahnya, produksi baterai sendiri bakal mulai pada musim panas 2024.
- 4 Cara Menghadapi Anggota Tim yang Dominan Saat Rapat
- Ssst! Gunakan 10 Kata Berikut untuk Mendapatkan Apa yang Anda Inginkan Dalam Negosiasi
- Kantongi Izin Bappebti, Bitwewe Akan Layani Investor Aset Kripto di Bulan Mei
Perlu diketahui, China adalah produsen baterai terbesar, yang dapat dimanfaatkan Tesla untuk meningkatkan produksi dan menurunkan biaya.
Hal yang menarik dari keputusan Musk membangun pabrik baru di Shanghai adalah bersamaan dengan tekanan pemerintah AS untuk meminta perusahaan agar tak terlalu bergantung pada China.
Hal ini terjadi di tengah naiknya tensi antara AS dan Negeri Tirai Bambu karena beberapa alasan, termasuk alasan keamanan. Bahkan tahun lalu, perusahaan teknologi AS yang menerima dana federal dilarang oleh pemerintahan Biden untuk membangun fasilitas teknologi canggih di China selama 10 tahun.
Pedomana tersebut sekaligus merupakan bagian dari rencana US$50 miliar atau Rp754 triliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS) yang ditujukan untuk membangun industri semikonduktor di AS.
Pada bulan Agustus, Biden menandatangani undang-undang yang memberikan US$280 miliar (Rp4,17 kuadriliun) untuk sejumlah manufaktur teknologi tinggi dan penelitian ilmiah. Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa AS kehilangan keunggulan teknologinya ke China.
Dari sudut pandang Tesla, perusahaan tersebut membuka pabrik pertamanya di luar AS di Shanghai. Pabrik saat ini memproduksi 22.000 kendaraan seminggu.
Tesla juga membuat mobil di dekat Berlin di Jerman dan mengumumkan rencana untuk pabrik luar negeri lainnya di Monterrey, Meksiko .
China sendiri diketahui merupakan pasar mobil terbesar di dunia. Namun belakangan waktu terakhir, negara ini mengalami penurunan tajam dalam penjualan kendaraan tahun ini karena ekonomi melambat.
Bulan lalu, Tesla memotong harga model yang dibuat di pabrik Shanghai karena menghadapi tumpukan kendaraan yang tidak terjual dan persaingan ketat di negara tersebut.