Tentara Bayaran Rusia Akui Kesulitan Tembus Pertahanan Ukraina
- Rusia dalam beberapa hari terakhir tidak bisa menutupi kenyataan mereka mendapatkan kesulitan dalam perangnya di Ukraina.
Dunia
MOSKOW-Rusia dalam beberapa hari terakhir tidak bisa menutupi kenyataan mereka mendapatkan kesulitan dalam perangnya di Ukraina. Setelah serangan mematikan di Makiivka kini bos Wagner Group mengakui mereka tidak mampu menembus garis pertahanan Ukraina di Bakhmut.
Dalam perkembangan terakhir serangan terhadap barak pasukan di Makiivka Kementerian pertahanan Rusia mengatakan sebanyak 89 tentara mereka meninggal. Naik dari pengumuman sebelumnya yang berjumlah 63 orang.
Kementerian menambahkan alasan utama serangan dengan rudal HIMARS itu adalah penggunaan telepon seluler yang tidak sah oleh pasukan. Dalam serangan itu wakil komandan resimen, Letnan Kolonel Bachurin termasuk di antara mereka yang meninggal. Makiivka sendiri adalah sebuah kota di wilayah Donetsk timur yang sebagian diduduki Rusia.
Secara terpisah pendiri tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengatakan pasukannya tampaknya tidak dapat menembus pertahanan Ukraina di sekitar kota Bakhmut.
- Turun Lagi, Kapitalisasi Pasar Apple Kini Tinggal Rp31 Kuadriliun
- Work-Life Balance Penting untuk Kesehatan Mental, Sudahkah Anda Mencapainya ?
- Disebut di Sidang Ferdy Sambo, Apa Itu Criminal Profiling?
Sebelumnya Prigozhin telah mengejek Ukraina dengan ancaman bahwa Bakhmut akan segera jatuh ke Rusia. Tetapi apa yang diungkapkan Prigozhin terakhir membenarkan prediksi sejumlah pakar Barat dan intelijen Inggris bahwa Rusia tidak mungkin mencapai kemenangan besar di daerah itu dalam waktu dekat.
Prigozhin dalam sebuah rekaman yang diterbitkan RIA Novosti mengatakan setiap rumah di kota ini telah menjadi benteng pertahanan. Butuh waktu berminggu-minggu untuk hanya bisa menguasai satu rumah. Dia juga menyebut ada tidak kurang 500 garis pertahanan. Setiap 10 meter ada garis pertahanan.
Dalam rekaman tersebut, alah satu orang di bawah komandonya terdengar mengeluh mereka tidak memiliki cukup peralatan atau senjata untuk mendorong lebih jauh ke Bakhmut.
Pengakuan bos Wagner ini muncul setelah intelijen Barat mencatat tenaga di balik serangan Rusia di daerah tersebut telah menipis. Kementerian Pertahanan Inggris mencatat dalam penilaian terbarunya pada hari Selasa bahwa sementara Rusia telah meningkatkan frekuensi” serangan di sekitar Bakhmut, banyak dari operasi ini kurang didukung.
Seorang tentara Ukraina di dekat Bakhmut juga mengatakan tampaknya pihak Rusia kehabisan napas gagal menyerbu posisi Ukraina sekitar liburan Tahun Baru.
Kedua belah pihak telah menderita kerugian yang mengejutkan. Bahkan beberapa tokoh pro-Kremlin mempertanyakan apakah serangan Rusia di sana sepadan dengan jumlah korban yang jatuh.
Tetapi kota itu tampaknya menjadi sangat penting bagi Moskow setelah serangkaian kemunduran Rusia dari sejumlah wilayah. Bakhmut dalam beberapa hal dilihat sebagai pertahanan terakhir Rusia setelah Ukraina mengambil kembali Kharkiv dan Kherson. Juga merupakan bagian dari wilayah Donbas yang disebut Putin sebagai prioritas setelah kegagalan Kremlin untuk merebut Kyiv.
Prigozhin, selama berbulan-bulan mengatakan pasukannya mampu melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh pasukan Rusia biasa. Dia juga mengejek Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan undangan untuk bertemu di garis depan.
Namun, beberapa hari kemudian, pasukan udara Rusia dikirim ke daerah itu untuk menopang operasi Wagner. Sebuah langkah yang secara luas dilihat sebagai bukti bahwa semua tidak berjalan sesuai rencana bos tentara bayangan Rusia tersebut.
Pindahkan bomber
Di bagian lain Angkatan Udara Rusia dilaporkan juga telah memindahkan bomber jarak jauh Tu-95 ke lokasi yang aman di timur jauh. Langkah ini diambil beberapa hari setelah Ukraina meluncurkan serangan kedua di Pangkalan Angkatan Udara Engels 2 Rusia.
Sejumlah laporan menyebut setidaknya enam Tu-95 telah dipindahkan ke Pangkalan Udara Ukraina-Seryshevo. Jika Engels-2 berjarak 600 kilometer di sebelah timur wilayah yang dikuasai Ukraina, pangkalan baru ini berjarak lebih dari 6.000 kilometer dari Ukraina.
- Inilah 5 Makanan Viral Selama Tahun 2022 di Indonesia
- Sepak Terjang Jerry Ng, Dari Bankir, Tajir, Hingga Kehilangan Kekayaan Rp39 Triliun
- Viral Disebut Sebagai Malaikat Pencatat Ruko Kosong, Segini Biaya Buka Franchise Mixue
Pada 26 Desember, Rusia mengumumkan telah mencegah serangan di Pangkalan Udara Engels-2 dengan menembak jatuh pesawat tak berawak musuh. Namun, tiga prajurit di lokasi tersebut meninggal akibat puing-puing pesawat. Citra satelit setelah insiden tersebut mengungkapkan tidak ada pembom yang rusak. Namun, foto-foto juga menunjukkan pengurangan aktivitas pesawat. Entah karena karena serangan drone berulang kali atau salju.
Serangan sebelumnya pada awal Desember di tempat yang sama telah mengakibatkan Rusia kehilangan setidaknya satu Tu-95. Ini adalah pembom Tu-95 pertama yang rusak dalam pertempuran.
Pemindahan pembom ke lokasi lain dilakukan hanya sebulan setelah memobilisasi mereka di Pangkalan Udara Engels. Gambar satelit yang diambil pada 28 November menunjukkan sekitar 20 pesawat ad landasan, termasuk pembom strategis Tu-160 dan Tu-95. Sejak itu Rusia banyak menggunakan pembomnya untuk menembakkan rudal jarak jauh tanpa memasuki wilayah udara Ukraina.
Namun apa yang terjadi selanjutnya mengubah lintasan perang. Pada 5 Desember, drone era Soviet yang digunakan Ukraina menyerang Pangkalan Udara Engels di wilayah Saratov dan Pangkalan Udara Dyagilevo di wilayah Ryazan. Hampir sebulan sejak serangan pertama, jumlah pembom di Engels telah berkurang dari 26 menjadi hanya 11.